Tuesday, October 16, 2012

tour d java _Part 5_ Eng Ing Eng…

Sayang sekali rasanya jika sudah sampai di Jogja hanya tidur dikamar hotel sementara suasana malam di Jogja dengan wisata kulinernya ga kalah serunya. Setelah bersih-bersih kami bersiap-siap untuk makan malam di lesehan sepanjang Malioboro. Jarak hotel kami dan Malioboro kurang lebih 300 meter. Lumayan lah hitung-hitung olah raga. Kak Liza pengen nyobain makanan khas jogja sementara wiya masih kembali ke selera asal, ga doyan manis. Gudeg telur menjadi pilihan ku dan kak Liza. Sambil mengobrol kami menunggu sahabat kami Kak Uli yang sudah selesai menjalankan misinya dan bergabung besama kami.



Perjalanan di Jogja pasti akan lebih seru kalau tim sudah komplit. Selamat bergabung Kak Uli… let’s shake jogja. Akhirnya kak Uli sampai juga… tapi koq ada sesuatu yang aneh ya di raut muka kak Uli, ada kemarahan dimatanya saat bertemu kami. Hhmmm ada apa ya ?  Kak Liza membuka pembicaraan. “Aku tidur sama mereka bertiga ya Van, aku…. (*Van panggillan Kak Liza ke Kak Uli) Belum sempat Kak Liza menyelesaikan bicaranya kak Uli langsung berang dan marah “AKU TAU KELEN GA SUKA KAN AKU PERGI, BILANG AJA LAH, TAU NYA AKU MAKSUD KELEN. KAU LAGI WIYA.. APA MAKSUDMU KALIAN MAU KE BALI ??? BILANG AJA KELEN GA SENANG SAMA AKU… BLA BLA BLA BLA…” kak Uli marah dengan gaya khas Medan nya. Sebelum Wiya ngomong aku beri isyarat untuk tidak bicara, dan kak Liza dengan hatinya yang lembut matanya sudah mulai berkaca-kaca. Aduhhh ada apa dengan perjalanan kami kali ini ???? Sontak suasana menjadi sangat tengang

“Mau ribut disini ? Mau kita dibubarin jalan-jalan ini ?, Oke !!! Kalau emang semua ga bisa dilanjut. Kita ambil jalan masing-masing, besok aku kemas barang dan pergi ke Jakarta !!!, stop ngotot disini, sekarang kita balik ke hotel” Begitu saja kata-kata ku keluar, berharap ketegangan ini akan segera berakhir. Tapi percuma kak Uli sedang dilanda emosi, Bertiga (aku, Wiyah dan Kak Liza)  berjalan di depan menuju hotel, sementara kak Uli dan temannya berada jauh dibelakang kami.  Dalam perjalanan menuju hotel Kak Liza menangis dan bingung apa yang harus dilakukan. Sementara Wiyah juga bingung kenapa tiba-tiba dia yang dipersalahkan ?.

Sesampainya di hotel Kak Liza dan Wiyah masuk ke kamar terlebih dahulu sementara aku harus mengambil peran sebagai penengah. Ku tunggu Kak Uli di Lobby hotel. Setelah pesan kamar aku persilahkan kak Uli untuk bersih – bersih dan aku pun masuk ke kamar hotel menemui 2 sahabatku. Aku berharap malam ini suasana hati dari masing – masing kami dan malasah yang timbul dapat segera selesai. Sehingga besok tidak ada lagi ganjalan di hati untuk menikmati perjalanan. Aku coba mengobrol dengan kedua sahabatku ini. “Kalau nanti kita ngomong masing – masing dari kita ga usah pake emosi ya, perjalanan kita masih panjang, aku harap Wiyah dan Kak Liza bisa bersabar”. Sementara aku menenangkan mereka aku mencoba berkomunikasi via BBM dengan kak Uli. Setelah bersih-bersih aku harap Kak Uli mau datang ke kamar kami dan menyelesaikan semuanya. Lama membujuk Kak Uli agar mau bergabung bersama kami. Akhirnya dengan wajah masih dalam keadaan marah kak Uli mendatangi kamar kami.


Belum sempat aku membuka pembicaraan Kak Uli sudah dengan counter dirinya. “ AKU GA MAU NGOMONG SEKARANG, AKU GA BISA NGOMONG SEKARANG” Kemudian pergi dengan membanting pintu kamar kami. Begini lah perempuan kalau sudah ketemu, semua dengan keegoisan masing-masing dengan menggunakan perasaan. Dikamar Wiyah dan Kak Liza membela diri kalau mereka ga salah. Yaahhh memang tidak ada yang salah dalam ketengangan ini situasilah yang membuatnya jadi begini. Selama Wiyah dan Kak Liza meyakinkan diri bahwa yang mereka lakukan wajar-wajar saja dan tidak ada niat untuk menyakiti seorang pun. Aku tetap melanjutkan komunikasi dengan kak Uli. Dia berjanji akan menyelesaikan besok pagi menunggu sampai emosinya reda.

Setelah ketegangan itu kami tidak bisa tidur dengan nyenyak, malam itu kami isi dengan mengobrol ringan. Mulai dari pekerjaan, keluarga, orang terdekat dan hal-hal lain yang membuat kami semakin dekat satu sama lain. Mungkin karena kelelahan bercerita. Kami tertidur… dan siap menyambut esok hari di Jogjakarta…. Dan aku sangat berharap besok suasana hati kami kembali normal
  

2 comments:

zasachi said...

kadang aku sempat berpikir kenapa hal tersebut musti terjadi.. kalo diingat sedih banget..

Gak ada cerita ini di versiku, karena aku malu bisa bertengkar dgn sahabat sendiri :(

Ridha Yuanita Sutomo said...

Kalo persahabatan berjalan mulus, kadang kita ga bisa saling mengerti mau teman kita masing-masing kak. Dutulis untuk dikenang dan diingat untuk pelajaran bersama... Supaya lebih memahami. hehehehe *sok bijak*