Tuesday, October 16, 2012

tour d java _Part 4_ Malu Bertanya Jalan-jalan

Pagi hari sebelum ke Batu – Malang, kami sudah membeli tiket di terminal Harjosari tujuan  Malang – Yogyakarta seharga Rp. 110.00. Malam ini untuk pertama kalinya kami akan bermalan dijalan. Malang - Yogyakarta akan ditempuh selama 9 jam perjalanan. waktunya istirahat semoga bisa. Bus melaju dengan tenang berbeda dengan perjalanan Surabaya – Malang. Eh iya kalau di Jawa harga tiket yang kita beli sudah termasuk harga 1 kali makan di perjalanan, pada jam yang sudah diatur bus akan berhenti di sebuah restoran dan para penumpang dijamu dengan hidangan prasmanan (pakai kupon yaa… kuponnya ada pada tiket kita…)

Waktu menunjukkan pukul 02.00 saat kami berhenti makan, tapi aku ga tau dimana kami berada saat itu. Seperti penumpang lain kami pun makan malam (ehhhh sahur kali yaaaa… hihihihi) Saat kami bertiga santai mengobrol terbersit ide dikepala ku dan aku menawarkannya kepada  dua partner ku ide gila itu. Dan anehnya mereka malah setuju dengan ide gila ku ini… Putar Haluan…

Tunda ke Yogyakarta dan mari Semarang… Let’s go girl…
Bus membawa kami melewati kota Yogyakarta saat itu matahati sudah muncul diam-diam berarti sudah hari Jum’at, 28 September 2012, kondektur bus meneriakkan “Jogja kota” kami Cuma liat-liatan. Sebenarnya kami bertiga tidak tahu dimana tepatnya bus ini akan berhenti. Setiap ada tanda penunjuk jalan ke Semarang kami hanya tersenyum dalam hati kami berfikir “berarti bener Semarang’ Kota Yogja terlewati…Bungur terlewati… bus terus melaju ke Sleman…memasuki Jawa Tengah - Magelang… kembali kondektur meneriakkan Terminal Secang Magelang… kami pandang-pandangan. Dan tetap tidak beranjak dari kursi. Setelah melewati terminal Secang bus berbelok ke kiri padahal menurut petunjuk arah Semarang itu jalan terus. Kami mulai saling melihat panik beberapa kilometer terlewati dan kami masih saling pandang. Terlihat tulisan di marka jalan ‘Temanggug’ Dan DEAL kami nyasar dan Salah arah. Akhirnya salah satu pepatah terkenal berlaku pada kami hari itu “Malu bertanya, jalan-jalan” *_^

Wiya berinisiatif bertanya kamana bus ini akan berhenti kepada penumpang lain (tengsin booo tanya kondektur… hihihi) Ternyata ini bus akan berhenti di terminal Temanggung dan kalau kami ingin ke Semarang lebih baik kami turus di terminal Secang dan menggunakan bus patas AC atau Ekonomi. Dan terbuktilah bahwa kami nyasar. Nanggung udah setengah perjalanan, kita tunggu bus sampai berhenti terakhir. Perasaan kami campur aduk panik karena berada di tempat yang asimg, takut kami 3 perempuan ini akan diganggu. Tapi jauh-jauh kami buang rasa itu dan tetap saling menguatkan dan tidak tampak panik sampai bus berhenti di stasiun pengisian bahan bakar di terminal Temanggung.

Sebagai backpacker stasiun pengisian bahan bakar dan mesjid adalah tempat favorit kami, kami bisa bersih-bersih sejanak disini. Lumayan lah muka sudah tersapu air dan gigi sudah fresh lagi. Kami bertiga dengan ransel di pundak menuju terminal Temanggung mengisi perut sejenak sambil bertanya apakah ada angkutan yang langsung Semarang dari terminal ini. Ada memang tapi kami harus menunggu setiap 1 jam sekali. Dan lebih baik kami kembali ke terminal secang dan dari sana menuju Semarang seperti saran penumpang bus tadi.

Dari terminal Temanggung ke terminal Secang kami membayar ongkos Rp. 4.000/orang. Kami tidak masuk ke dalam terminal tapi kami menunggu di persipangan dekat terminal. Pilihan ada dua bus ekonomi dengan biaya Rp.10.000 atau Patas AC Rp 25.000. Kami sepakat dengan bus ekomomi. Perjalanan dilanjutkan menuju Semarang. Tempat yang ingin kami tuju adalah mesjid Agung Semarang yang terkenal dengan Mesjid Kubah Terbuka.  Bus ekonomi itu juga ga kalah TOP dengan asap rokoknya tapi syukurlah akhirnya kami sampai di terminal Terboyo – Semarang. 

Dari sini kami harus bertanya lagi untuk angkot tujuan mesjid agung. Ahhhh rasanya lamaaaa sekali sampainya di mesjid Agung Semarang. Angkot yang membawa kami bergerak dengan saaaangaaatttt lambat. Alhasil kami menghabiskan waktu lebih dari 1 jam untuk sampai ke mesjid Agung. Sabarrr… yang penting sudah sampai. Buat ku Semarang dan Mesjid Agung bukan pertama kali juga aku datangi aku sudah beberapa kali pernah mendapat tugas ke Kota ini. Tapi tetep aja aku buta dengan angkot… heheheh

Hari itu tepat hari Jum’at dan mesjid agung Semarang lebih ramai dari biasanya… kami memanfaatkan waktu untuk bersih-bersih di mesjid ini… Mandi dan sholat… Ahhhh segarnyaaa… setelah hamper 24 jam lebih blom mandi (trakhir kita mandi di hotel di Malang…hehehehe)
Sebenarnya aku masih ingin membawa dua rekan ku ini ke Simpang Lima, Lawang Sewu, Greja Blenduk dan Tugu Muda tapi apa hendak dikata waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore dan kita harus ke Jogja segera karena di Jogja kita akan bertemu dan bergabung dengan Kak Uli dan menikmati damainya kota Jogja…

Baiklah kita bergerak ke Jogja dengan perjalanan kurang lebih 2 jam (kalau ga macet). Kali ini kita naik patas AC dengan ongkos Rp, 35.000/ orang. Ga sabar rasanya badan ini pengen rebahan dikamar yang ada kasurnya…

Finally Jogjaa…tapi kami berhenti diamana ya ? *dan tiba-tiba panic*. Lagi-lagi malu bertanya jalan-jalan (heheheheh….) Wiyah lagi yang menjadi juru bertanya kami dan bersyukurlah menjadi orang Indonesia yang terkenal atas keramahannya di seantero dunia, penumpang bus yang ditanya Wiyah menunjukkan dimana kami harus turun, yaitu dipertigaan. Setelah turun kami diarahkan untuk naik bus 05 dari pertigaan tersebut. Mmm tapi nyari bus di Jogja malam-malam begini itu susah sekali dan ternyata menurut pejalan kaki yang kami tanya bus di Jogja hanya sampai pukul 5 soree. Oke petualangan belum berakhir gadis-gadis… pilihan kami ke hotel yang sudah kami pesan itu naik transjogja atau naik taxi atau malah jalan kaki. Semangat kami seperti nya masih menyala-nyala dengan bermodal GPS ayoo jalan kaki… tapi ternyata cuma semangatku aja yang masih ada, Kak Liza dan Wiya sudah kelelahan. Kami putuskan menuggu taxi karena kalau harus ke halte transjogja kami harus mundur ke belakang dan itu harus berjalan kaki sementara isyarat wajah kedua sahabatku ini kelelahan.

Menunggu taxi di Jogja beda dengan di kota besar sama susahnya sepertinya jogja memang di ciptakan menjadi kota wisata yang damai, tanpa angkot dan batasan bus bertrayek itu sebabnya aku kecanduan ke kota ini setiap tahun dan ini kali ke 5 ku ke Jogja *hug* ooooohhhhhh lamanyaa dikau…. Hampir setengah jam kami menunggu akhirnya taxi yang ditunggu datang juga. Alhandulillah…

Ahhh…. sepertinya tempat tidur di hotel sudah menantikan kedatangan kami… Sabar yaaaa…… Here we come…. Jogjaaaaaaa


No comments: