Waktu
menunjukkan pukul 02.00 saat kami berhenti makan, tapi aku ga tau dimana kami
berada saat itu. Seperti penumpang lain kami pun makan malam (ehhhh sahur kali
yaaaa… hihihihi) Saat kami bertiga santai mengobrol terbersit ide dikepala ku
dan aku menawarkannya kepada dua partner
ku ide gila itu. Dan anehnya mereka malah setuju dengan ide gila ku ini… Putar
Haluan…
Tunda ke Yogyakarta dan mari Semarang… Let’s go girl…
Bus membawa
kami melewati kota Yogyakarta saat itu matahati sudah muncul diam-diam berarti
sudah hari Jum’at, 28 September 2012, kondektur bus meneriakkan “Jogja kota”
kami Cuma liat-liatan. Sebenarnya kami bertiga tidak tahu dimana tepatnya bus
ini akan berhenti. Setiap ada tanda penunjuk jalan ke Semarang kami hanya
tersenyum dalam hati kami berfikir “berarti bener Semarang’ Kota Yogja
terlewati…Bungur terlewati… bus terus melaju ke Sleman…memasuki Jawa Tengah -
Magelang… kembali kondektur meneriakkan Terminal Secang Magelang… kami
pandang-pandangan. Dan tetap tidak beranjak dari kursi. Setelah melewati
terminal Secang bus berbelok ke kiri padahal menurut petunjuk arah Semarang itu
jalan terus. Kami mulai saling melihat panik beberapa kilometer terlewati dan
kami masih saling pandang. Terlihat tulisan di marka jalan ‘Temanggug’ Dan DEAL
kami nyasar dan Salah arah. Akhirnya salah satu pepatah terkenal berlaku pada
kami hari itu “Malu bertanya, jalan-jalan” *_^
Wiya berinisiatif
bertanya kamana bus ini akan berhenti kepada penumpang lain (tengsin booo tanya
kondektur… hihihi) Ternyata ini bus akan berhenti di terminal Temanggung dan
kalau kami ingin ke Semarang lebih baik kami turus di terminal Secang dan menggunakan
bus patas AC atau Ekonomi. Dan terbuktilah bahwa kami nyasar. Nanggung udah
setengah perjalanan, kita tunggu bus sampai berhenti terakhir. Perasaan kami
campur aduk panik karena berada di tempat yang asimg, takut kami 3 perempuan
ini akan diganggu. Tapi jauh-jauh kami buang rasa itu dan tetap saling
menguatkan dan tidak tampak panik sampai bus berhenti di stasiun pengisian
bahan bakar di terminal Temanggung.
Sebagai
backpacker stasiun pengisian bahan bakar dan mesjid adalah tempat favorit kami,
kami bisa bersih-bersih sejanak disini. Lumayan lah muka sudah tersapu air dan
gigi sudah fresh lagi. Kami bertiga dengan ransel di pundak menuju terminal
Temanggung mengisi perut sejenak sambil bertanya apakah ada angkutan yang
langsung Semarang dari terminal ini. Ada memang tapi kami harus menunggu setiap
1 jam sekali. Dan lebih baik kami kembali ke terminal secang dan dari sana
menuju Semarang seperti saran penumpang bus tadi.
Dari
terminal Temanggung ke terminal Secang kami membayar ongkos Rp. 4.000/orang.
Kami tidak masuk ke dalam terminal tapi kami menunggu di persipangan dekat
terminal. Pilihan ada dua bus ekonomi dengan biaya Rp.10.000 atau Patas AC Rp 25.000.
Kami sepakat dengan bus ekomomi. Perjalanan dilanjutkan menuju Semarang. Tempat
yang ingin kami tuju adalah mesjid Agung Semarang yang terkenal dengan Mesjid
Kubah Terbuka. Bus ekonomi itu juga ga
kalah TOP dengan asap rokoknya tapi syukurlah akhirnya kami sampai di terminal
Terboyo – Semarang.
Dari sini kami harus bertanya lagi untuk angkot tujuan
mesjid agung. Ahhhh rasanya lamaaaa sekali sampainya di mesjid Agung Semarang. Angkot
yang membawa kami bergerak dengan saaaangaaatttt lambat. Alhasil kami
menghabiskan waktu lebih dari 1 jam untuk sampai ke mesjid Agung. Sabarrr… yang
penting sudah sampai. Buat ku Semarang dan Mesjid Agung bukan pertama kali juga
aku datangi aku sudah beberapa kali pernah mendapat tugas ke Kota ini. Tapi
tetep aja aku buta dengan angkot… heheheh
Hari itu
tepat hari Jum’at dan mesjid agung Semarang lebih ramai dari biasanya… kami
memanfaatkan waktu untuk bersih-bersih di mesjid ini… Mandi dan sholat… Ahhhh
segarnyaaa… setelah hamper 24 jam lebih blom mandi (trakhir kita mandi di hotel
di Malang…hehehehe)
Sebenarnya
aku masih ingin membawa dua rekan ku ini ke Simpang Lima, Lawang Sewu, Greja
Blenduk dan Tugu Muda tapi apa hendak dikata waktu sudah menunjukkan pukul 3
sore dan kita harus ke Jogja segera karena di Jogja kita akan bertemu dan
bergabung dengan Kak Uli dan menikmati damainya kota Jogja…
Baiklah
kita bergerak ke Jogja dengan perjalanan kurang lebih 2 jam (kalau ga macet).
Kali ini kita naik patas AC dengan ongkos Rp, 35.000/ orang. Ga sabar rasanya
badan ini pengen rebahan dikamar yang ada kasurnya…
Finally
Jogjaa…tapi kami berhenti diamana ya ? *dan tiba-tiba panic*. Lagi-lagi malu
bertanya jalan-jalan (heheheheh….) Wiyah lagi yang menjadi juru bertanya kami dan
bersyukurlah menjadi orang Indonesia yang terkenal atas keramahannya di
seantero dunia, penumpang bus yang ditanya Wiyah menunjukkan dimana kami harus
turun, yaitu dipertigaan. Setelah turun kami diarahkan untuk naik bus 05 dari
pertigaan tersebut. Mmm tapi nyari bus di Jogja malam-malam begini itu susah
sekali dan ternyata menurut pejalan kaki yang kami tanya bus di Jogja hanya
sampai pukul 5 soree. Oke petualangan belum berakhir gadis-gadis… pilihan kami
ke hotel yang sudah kami pesan itu naik transjogja atau naik taxi atau malah
jalan kaki. Semangat kami seperti nya masih menyala-nyala dengan bermodal GPS ayoo
jalan kaki… tapi ternyata cuma semangatku aja yang masih ada, Kak Liza dan Wiya
sudah kelelahan. Kami putuskan menuggu taxi karena kalau harus ke halte
transjogja kami harus mundur ke belakang dan itu harus berjalan kaki sementara
isyarat wajah kedua sahabatku ini kelelahan.
Menunggu
taxi di Jogja beda dengan di kota besar sama susahnya sepertinya jogja memang
di ciptakan menjadi kota wisata yang damai, tanpa angkot dan batasan bus
bertrayek itu sebabnya aku kecanduan ke kota ini setiap tahun dan ini kali ke 5
ku ke Jogja *hug* ooooohhhhhh lamanyaa dikau…. Hampir setengah jam kami
menunggu akhirnya taxi yang ditunggu datang juga. Alhandulillah…
Ahhh….
sepertinya tempat tidur di hotel sudah menantikan kedatangan kami… Sabar
yaaaa…… Here we come…. Jogjaaaaaaa
No comments:
Post a Comment