Siapa tau ada yang berminat
DIBUTUHKAN SEGERA !!!
ACSM Staff SR
'Aisyiyah adalah organisasi Muslim Wanita yang didirikan di Indonesia pada tahun 1917 dengan kepedulian terhadap isu-isu sosial dan keagamaan. Principal Recipient TB ' Aisyiyah (PR - TB ' Aisyiyah) adalah Project Global Fund untuk memerangi penyakit Tuberculosis difokuskan pada kegiatan berbasis masyarakat , dikelola oleh Divisi Kesehatan Pimpinan Pusat ' Aisyiyah .
Dalam Round 10 (2014-2016) dari ‘Global Fund for AIDS , Tuberkulosis Malaria’ (GF-ATM), ‘Aisyiyah telah dipilih kembali untuk melaksanakan "Program Community TB -Care" dalam koordinasi dengan PR Kementerian Kesehatan .
Sebagai Principal Recipient (PR), 'Aisyiyah bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan di tingkat masyarakat dari 14 Sub - Recipient (S1) yang mencakup 12 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah, dan 3 LSM lokal (KMP TB – Sidobinangun Lampung Tengah, YARSI, PKPU).
Program Community TB -Care saat ini mencakup 12 provinsi (35 % provinsi di Indonesia), 45 kabupaten (8 % kabupaten) dan akan diperluas menjadi sekitar 48 kabupaten .
PR - TB ' Aisyiyah saat ini sedang mencari kandidat untuk mengisi posisi di bawah ini :
Posisi : Advocation, Communication, & Social Mobilisation (ACSM) Staff
Lokasi : 12 SR R-10
Bertanggungjawab kepada : Coordinator Program SR
Gaji : 2,4 – 3 juta rupiah per bulan
Dengan kualifikasi sebagai berikut :
1. Minimum S1
2. Maksimal Usia 40 tahun
3. Memiliki pengalaman kegiatan advokasi, kebijakan publik dan pengembangan masyarakat minimal 2 tahun.
4. Memiliki kemampuan fasilitasi dan pengelolaan jaringan
5. Memiliki kemampuan lobbying dan negosiasi
6. Pernah melaksanakan proyek yang relevan/ sejenis minimum 2 tahun
7. Mempunyai background pengalaman di CSO/ FBO/NGO
8. Mampu bekerja berdasarkan target
9. Memiliki kemampuan computer (Ms. Office, internet)
Kandidat yang berhasil akan melakukan tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan advokasi mulai dari pembuatan perencanaan advokasi (pembuatan rencana aksi, road map, rencana kerja), melakukan lobbying baik eksekutif, legislatif, NGO, dunia usaha dan media.
2. Mengembangkan dan distribusi media campaign sesuai kebutuhan advokasi dan pengembangan masyarakat
3. Melakukan pengalangan sumber daya dalam rangka membantu pengembangan KMP atau keberlanjutan program.
4. Melakukan pemantauan terhadap kegiatan advokasi dan pengembangan masyarakat oleh
SSR
5. Memberikan peningkatan kapasitas advokasi dan penggalangan sumber daya bagi organisasi pendukung.
6. Menjaga dan mencegah, menghindari terjadinya konflik kepentingan melalui prosedur-prosedur yang tertuang dalam PPP (Pedoman Pelaksanaan Program), sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya
Surat Lamaran dan CV dapat dikirimkan sampai tanggal 2 Januari 2014 ke alamat:
TB Care ‘Aisyiyah
d/a Gedung Dakwah Muhammadiyah
Jl. Sisingamangaraja No 136
(Depan Taman Makam Pahlawan)
Medan 20217
Atau Email: ridha.yuanita@gmail.com ( tidak lebih dari 300kb)
Mari berlomba-lomba berbuat kebaikan... senang ketika melihat orang lain senang dan tersenyum, dan sedih jika melihat orang lain sedih
Wednesday, December 18, 2013
Thursday, December 12, 2013
X-plore Sumut Part 2 by JELAJAH-ACSU
Medan, 22 November 2013
Hari ini dimulai melalak keliling Sumatera Utara selama 48
jam pun dimulai. Kita berancana berangkat pukul 08.00 start point di rumah ku. Memang kawan-kawan ini ngerti aja kalo awak anak gadis tong tong, kalau
mau pergi kemana-mana harus jelas, sama siapa dan kemana, alhasil full tim
menjemput saya. Heheheh Thanx to Om Raja, Om Haris, Om Jess (Upsss Anto deng),
Om Yovi dan soulmate nya Tante Rini. 6 orang siap berangkaaattttt….
Rencana jam 20.00 pun
berubah menjadi kurang lebih pukul 21.an. Bismillahirahmanirrahim Tim Melalak
X-Prole Sumut pun bergerak. Jalan yang pilih adalah memalui jalan Berastagi.
Awalnya semangat masih cas plong sepanjang jalan masih pada nyanyi ngikutin
suara musik yang sengaja di stel kenceng-kenceng (Biar jadi pusat perhatian
kata Om Raja)
Singkat cerita… (Aseekkk kayak cerita bersambung aja).
Sebelum perjalanan melalak ini dimulai, kita harus persiapan logistic dulu.
Singgah di minimarket waralaba yang kalo di medan jarak 1 minimarket dengan 1
minimarket lainnya ga lebih dari 500 meter. Belanja logistic selama dijalan, air
mineral, permen, roti pengganjal perut dan lain-lain yang tidak bisa disebut
satu persatu (Kayak Artes lagi nerima award yaaa…J
Selesai belanja – belanja kami lanjutkan perjalanan, masih
dengan suasana rame dan ga berhenti-berhentinya nyanyi – nyayi sekalian
ngilangin stress bekerja juga sihh. Perjalanan dimulai via jalan Berastagi.
Pemberhentian pertama adalah Penatapan… Ga sah dan meyakinkan rasanya kalo udah
sampe penatapan ga minum teh panas dan Indomie Rebus pake telur. Awalnya sih
aku ga minat makan karena dari rumah lambung ku udah diisi penuh buat persiapan
jalan biar ga masuk angin, tapi mie pesanan si Haris ini buat awak ngiler.
Selagi makan blom dosa ikut pesan juga ahhhh. Hehehehhe Slrupppp… nyam nyam
nyam nyammm Enyakkk… enyak enyakkkk
Dan akhirnya Kenyang… bersyukur badan minimalis ini punya
lambung ga minimalis, jadi masih bisa masuk makanan yang mau dimakan.
Hehehhehe. Selesai makan kita berangkat lagi. Posisi kunci sebagai pilot adalah
Om Yovie, Asisten Pilot Nyonya Yovie Saya berada di belakang pilot sebagai
penggembira disamping saya ada co – pilot Om Raja yang sedang istirahat untuk
ngisi tenaga kalau pilotnya udah lelah. Di posisi belakang ada Om Haris dan Om
Anto… yang suaranya gada abis-abisnya nyanyi selalu. Let’s joint the trip guys
Pengaruh kenyang itu ternyata buat mata mengantuk yaaa… Udara berastagi yang dingin buat mata udah merem melek pengen bobo, biar lah mereka bernyanyi dengan riang dan gembira aku mau coba bobo dulu ahhh. Suara dengangan lagu masih terdengar sangat jelas, tapi aku yang punya ‘penyakit” mabok kalau naik kenderaan terutama dijalan berkelok, mengambil posisi aman aja. Menyandarkan kepala dan memejamkan mata.
Tiba - tiba Awaasssssssssssssss……….. !!!!!!!!!!!!!!!
Aku terbangun oleh teriakan entah siapa yang teriak. Entah
diamana, yang berada di dalam mobil panic, aku masih belum tau apa yang sedang
terjadi. Mobil berhenti di pinggir jalan. “ Dikubur aja, jangan di tinggal gitu
aja” salah satu dari kami mengeluarkan suara. Aku sadari kami menabrak sesuatu yang akhirnya aku tau adalah seekor kucing. Semua turun dari mobil termasuk aku, kucing
yang kami tabrak berwarna putih masih tergelatak di pinggir jalan. Kucingnya
cantik sepertinya lagi hamil, kami mengangkatnya ke pinggir jalan, menggalikan
lubang dan menutupnya kembali. Suasana hari kami pasti sama-sama ga enak.
Karena ada mitos yang bilang kalau sudah menabrak kucing perjalanan tidak akan
baik. Wushhhh Bismillahirahmanirrahin semoga baik –baik aja.
Setelah kejadian menabrak kucing, co – pilot yang mengambil posisi kemudi. Semua saling menenangkan bahwa itu kecelakaan dan insya allah tidak akan terjadi apa-apa selama perjalanan ini. Sambil menenangkan sambil terus bernyayi mengukuti bait-bait lagu yang keluar dari speaker mobil. Aku memilih diam. Karena sepertinya aku akan segera mengeluarkan isi perutku. Untuk saat ini diam adalah cara terbaik.
Kami menepuh jalan melewati Kabanjahe – sampai di dairi
rekan- rekan smepat photo di air terjun kecil dipingir jalan. Malam tapi
semnagat mereka ga abis-abis. Aku masih lemas dan ga minat buat turun dari
posisi empuk ku saat ini. Sepanjang malam aku tidak keluar dari tempat duduk
ku. Sementara temen-teman yang lain mengambil moment untuk berfoto. Sorry ya
temans lagi ga nyaman suasananya
Bung Anto yang duduk dibelakang uwek uwek mendahului ku.
Mungkin karena posisinya di belakang agak terguncang perutnya… Sabar ya Om
Antoo… Sabar ya Omm. Ane lanjut pejamkan mata lagi yaa
Entah dimana tapi masih di Sumut Sabtu, 23 November 2013
Subuh Pagi...
Ciiiitttttttttttttt…………… Astagfirullah……, Aarrggggggg….. Aku
tersentak terbangun dari tidur ku. Seakan seluruh badan ini di dorong kedepan.
Ternyata mobil berhenti mendadak Tepat 1
meter di depan kami ada jurang yang menganga. Ya Allah… apa lagi ini…. Langsung
fikiranku pada kucing yang tertabrak tadi malam. Perjalanan kami masih
panjang…. Untuk menentralisir suasana panic. Om Yovie yang mengambil posisi
kemudi sementara Om Raja kembai duduk manis. Salutttt liat tim seperjalanan
ini, Nyawa kami sudah berada di ujung tanduk tapi semua masih berusaha tenang
tidak menularkan kepanikan yang ada di diri masing-masing ke orang lain. Tetap
saling menguatkan dan mengatakan semua baik-baik aja two thumb up guys.
Perjalanan dilanjutkan lagi, baru berjalan sekitar 1
kilometer sepertinya isi perutku akan segera meloncat keluar. Blugg… sudah
berada dimulut sekarang terlambat mengeluarkan bisa muncrat kemana-kemana. Ku
ketok keras kaca candela dan menggoncang keras bangku kemudi tanpa suara, tapi
mereka langsung menyadari apa yang terjadi. Mobil langsung berhenti, tanpa
aba-aba aku langsung turun dan mennuju belakang mobil. Uweekkkkkkk dan akhirnya
apa yang sudah aku simpan di mulut keluar juga. Sedikt lega… tapi masih lemas.
Yang lain ikut turun. Rini memijat tengkuk belakangan ku dan memberikan ku
minyak angin. Alhamdulillah… Terima kasih ya Rini sayank… Om Haris memberikan sandal kepada ku yang
ternyata ketinggalan di mobil. Brarti aku keluar dari mobil tanpa sandal yaa ?.
Hehehehe Setelah badan ku agak enakan
aku baru sadar disudut sana Ternyata Om Anto juga sedang Uwek – uwek gelombang kedua. Sabar Ya Om Senasib kita. Semoga penderitaan
kita ini terbayarkan dengan perjalananan yang tidak terlupakan yaaa.
Setelah suasana kembali normal, apalagi kalo ga foto – foto, kali ini aku ga mau ketinggalan foto-foto setelah tadi malam teller di dalam mobil. Waktu nya eksis yooo… Segala macam pose pun dibadikan. Sepertinya perjalanan akan semakin seru nihh. Setelah foto-foto yukksss capsusss lagi brooowwww
Tujuan pertama kami adalah Makam Mahligai di Barus. Konon
kabarnya makam ini adalah makan syeh – syeh penyebar agama Islam di Pulau
Sumatera sekitar700 tahun yang lalu. Sebelum sampai disana kami perlu
mengistirahatkan badan kami. Agak senam-senam dikit, meluruskan pinggang. Kami
memilih untuk berhenti di warung pinggir jalan. Aku ga tau persis dimana daerahnya.
Aneh pada ga ada yang pesan makanan semua pada pesan teh, aku memilih minuman
favorit ku. Teh pait ato kalo di Jawa bilangnya teh tawar, membantu sekali
menghangatkan tubuhku. Hmmm sepertinya masih ada yang mau loncat keluar dari
perut ini. Oke aku keluarkan dulu… Uwekkk – uwek Tahap 2 pun terjadi. Ahhh setelah uwek – uwek
benar-benar lega rasanya
Mencari makam Magligai itu ternyata tidak semulus yang
dibayangkan kami salah arah sampai ke Bamduamas perbatasan Sumut dan Singkil.
Puter balik jadinya, lumayan jauh kami salah arah setelah bertanya berkali-kali
akhirnya kami sampai juga ke Makam Mahgligai…. Ada banyak makam kuno disana.
Luar biasa… bukti kejayaan Islam dimasa lalu. Subhanallah. Masuk kemakam tidak
boleh memakai alas kaki dan lebih baik berwudhu. Kami bertemu dengan penjaga
makam yang sedang membersihkan makam, dia bercerita ada sekitar 400 makan
disana, aku penasaran dengan bentuk nisan yang beraneka macam dan tulisan di nisan yang berbeda. Ternyata
bentuk nisan yang beraneka macam itu mendandakan posisi guru dan murid, yang
nisannya paling di ujung dan besar itu guru nya, tulisan itu memandakan asal
Negara syeh – syeh penyebar islam tersebut. Ada yang dari Arab karena nisan
bertulisankan Arab, dari India dan lain-lain. Kami masuk kemakan berdoa. Ingat
Tujuan ziarah kubur bukan mencari wangsit tapi cara kita untuk mengingat mati.
Selesai ziarah kubur kami abadikan dengan berfoto mengabadikan moment.
Selesai ziarah kubur… Koq perut ku bunyi-bunyi yaaa… Kami
belum makan… Akhirnya semua mengeluarkan perbekalan yang dibeli tadi malam.
Lumayanlah roti ini bisa mengganjal perut ku yang minimalis ini. Tujuan kami
selanjutnya adalah Pantai di Barus… kalo ga salah namanya pantai Kade Tigo.
Sembari mengunyah memaksimalkan kerja lambung kami menuju pantai. Tidak semulus
yang dibayangkan juga perjalanan, untuk kesana kami juga harus bertanya ke
beberapa orang, untuk pemandangan yang indah, usaha sedikit akan mengasilkan
kepuasan yang luar biasa.
Akhirnya kami sampai kepantai Kade Tigo… Ini pantai kereen
abis… Natural… Subhanallah… Berhenti di warung tentunya untuk mengisi lambung
dan mandi (kalau ada tempatnya) ada penjual ikan disini, kami beli ikan yang
memang keliatannya segar-segar dan minta pemilik warung untuk membakarnya.
Sembari ikan masih dipanggang aku dan anggota ‘melalak’ lainnya mengambil
moment foto-foto. Wangi ikan bakar
terpaksa menghentikan kami berpose. Ngisi lambung dulu kita kawaann… Ini yang
makan doyan ato kelaperan yaa ? Lahap bener makannya. Alhamdulillah kenyang.
Selanjutnya mari kita mandi. Aku melirik tulisan “KAMAR MANDI UMUM” lumayanlah
buat menyegarkan diri. Kemon kita mandi Rin… Perlu perjuangan untuk mandi, ala
‘coboy’ karena berbeda dengan kamar mandi dirumah, harus punya trik cara
mandi yang baik (cukup aku dan Rini lah yang tau caranya. Heheheh) tapi setelah
mandi badan segar fikiran pun lebih fresh.
Makan sudah, Mandi Sudah, Kostumn juga udah ganti, waktu nya
mengucapkan syukur dan menyembah Nya, sekalian jama’ ashar. Setelah itu…..
Berpose lagi. Munpung disini dan pemandangannya sangat bagus Om Yovi dan Nyonya
(Rini.red) mengambil fhoto PreWed nya. Jeprettt Jeprettt dengan berbagai aksi
dan pose.
Perjalanan lanjut lagi, menuju Sibolga tergetnya adalah nyari sunset. Let’s drive again brow. Sepanjang jalan kita berada di pinggir pantai yang masih sangat asri. Dengan laut yang biru dan pohon kepala di pinggir pantai. Ada pulau kecil yang memanjang dari bibir pantai ke tengah laut. Hari ini matahari sangat terik. Air laut seperti memancarkan sinar Kristal yang luar bisa indahnya. Tak tahan rasanya kami hanya duduk diam dimobil dan berlalu tanpa mengabadikan keindahan alam ciptaan Allah SWT ini. Segera Sang pilot memutar ke arah kanan kemudinya dan memasuki kebun kelapa.
Begitu menginjakkan kaki kepantai, sangat terasa panas
matahari yang menyangat. Tapi tidak memundurkan niat kami untuk mengabadikan indah
nya alam Sumatera Utara. Menurutku ini tempat lebih kerena dari Bali. Mungkin
karena masih sangat natural dan belum tersentuh oleh manusia. Subhanallah…
Indahnya alam ciptaan Allah SWT. Sesi pemotretan pun berlangsung, tanpa terasa
tanda sadar kami punya 1 target lagi untuk ngeliat sunset di pantai pandan
Tapanuli Tengah.
Kesempatan ini kami gunakan untuk bertanya dengan nelayan
harga kapal wisata untuk ke Pulau Murshala siapa tau kita bisa buka trip
kesana. Next destination Pandan – Tapanuli Tengah, dari Barus – Ke Pandan akan di tempuh sekitar
2 – 3 jam. Masih ada waktu buat bobo siang, hahahahha.
Sepertinya perut kami mulai lapar lagi. Rencananya mau makan
mie gomak khas sibolga – tapteng tapi begitu sampai di warungnya ternyata semua
sold out alias abis. Kami berubah haluan menuju warung yang lain. Ada warung bakso
dan kroni-kroninya menjadi tempat pilihan kami untuk makan, lumayan lah ganjel
perut yang minimalis ini. Menikmati makanan sejenak sekaligus mengistirahatkan
badan dan bercerita kecil tentang seharian yang telah kami jalani sungguh
menyenangkan.
Malam ini Rini akan pulang kerumahnya kebetulan dia adalah
orang Sibolga, aku mengambil waktu sedikit ini untuk bertemu dengan kerabatku
karena kebetulan disinilah aku dilahirkan, masih ada keluarga yang bisa
ditemui. Kami berpisah sementara, aku bertemu dengan kerabatku sementara mereka
kerumah Rini Nyonya Yovie J
Kami berjanji akan bertemu sekitar pukul 10 malam dirumah Rini.
Berkeliling kota sejenak akhirnya aku diantar kerumah Rini, dan berhubung aku tidak tau persis dimana rumah nya. Om Yovie udah menjemputku di depan jalan rumahnya. Sampai dirumah Rini bersalaman dengan orang tua Rini , mengobrol sebentar dan kami pamit untuk beristirahat. Rini tentunya tinggal dirumah Rini, Aku dan lain harus mencari tempat beristirahat malam ini. Tentunya penginapan yang murah, karena besok pagi-pagi sekali kami harus sudah bergerak ke Medan melalui Sidempuan.
Sebelum kami mencari penginapan, ternyata semangkuk mie ayam tadi tidak cukup mengenyangkan perut cowok-cowok ini. Mereka nyari tempat makan untuk mengisi nya dengan makanan berat alias nasi. Aku cuma jadi penonton karena semangkuk mie ayam sudah cukup mengenyangkanku malam ini. Selesai makan kami pun mencari penginapan. Hotel yang kami tuju adalah Hotel Prima di Pusat Kota Sibolga, Hmmm mundur teratur karena kamar dengan harga terjangkau sudah habis. Kami bergerak menuju Panda. Hotel baru yang kami datangi adalah Hotel Morison, ada sih kamar dengan budged Rp. 100.000,- tetapi tempatnya ga asik. Kamar mandinya diluar dan tidak kondusif. Kami pindah lagi ke Pandan Carita berharap masih ada hotel dengan harga standart yaitu 100 ribu. Sudah habis sepertinya.
Dengan berbagai pertimbangan temen-temen bilang aku yang
nginep di hotel dan mereka akan nginep di kantor Om Haris. Baiklah kalau
bergitu. Kami balik lagi ke hotel Morison yang tersedia kamar 250 ribu untuk
dua orang Free Extra bed dan bisa masuk 5 orang dikamar. Good. Seketika aku
menawarkan negoisasi dengan reepsionist “ Bang Ada kamar yang kayak gini, (aku
menunjuk harga list kamar dengan harga Rp 250 ribu fasilitas AC, kamar mandi
didalam) buat aku sendiri tapi bayarnya Cuma seratus ribu, besok jam 6 pagi
keluar. BISA ?” Meyakinkan, tegas dan pasti aku memberi penawaran yang
sepertinya tidak akan bisa di tolak. “tapi besok pagi betul pagi-pagi ya kak”
Si recepsionist menawarkan lagi, Ahaaa… aku berhasil seperti kata ku tadi. Si
recepsionost tidak bisa menolak dengan penawaran ku. Aku keluarkan uang 1
lambar 100 ribuan dan dia memberikan kunci kepada ku. Dealll harga seratus tibu
fasilitas 250 ribu. Lumayaaannn. Hahahaha
Selamat tidur sampai ketemu besok pagi ya temans… inget jam 6 pagi yaaa. Kulambaikan tanganku ke arah kawan-kawan yang berjalan menuju lantai
2 dan aku menuju kamar ku di lantai 1. Selesai untuk pengalaman luar biasa hari
ini. Dan Selamat istirahat
Pandan, Minggu, 24 November 2013
Alarem Subuh membangunkan ku. Bergegas aku untuk sholat subuh
dan persiapan untuk melanjutkan touring hari ini. Aku sudah rapi, segera ku
ambil telpon ku dan menelpon teman-teman dikamar mereka. Om Haris mengangkat
telpon. Aku meminta agar segera bersiap-siap karena kita harus segera berangkat
kalau mau malam nanti sampai Medan. Dan sudah
1 jam aku menunggu belum 1 pun dari mereka yang keluar dari kamar, sampai sang
recepcionist menggedorku karena sudah pagi dan seperti janjiku tadi malam harus
segera keluar dari kamar. Benar saja dugaanku setelah menutup telpon ku mereka
melanjutkan tidur lagi. Ku telpon kembali mereka. Setelah packing aku pun
menuju lobby hotel karena kontrakku sudah habis. Jam 8 mereka turun ke bawah. Tanpa
basa – basi kami langsung tancap gas kerumah Rini, menjemput nyonya Yovie.
Sungguh beruntung nasib kami, sampai dirumah Rini kami
disuguhi makanan pagi yang menurutku sangat cukup untuk mengenyangkan perut.
Setelah makan dan pamit kami pun segera berangkat. Rute yang kami tuju adalah
melalui Gunung Tua. Berarti kami
membutuhkan waktu 15 jam untuk sampai di Medan tanpa berhenti. Kami bergerak
pukul 09.30 dan masih akan singgah ke Candi Bahal. Paling tidak tengah malam
kami akan sampai di Medan.
Diperjalanan ada yang tidak kami lupakan. Oleh –oleh tentunya.
Ikan asin khas sibolga tidak kami tinggalkan. Membeli langsung dari
pengerajinnya. Melewati padangsidempuan tidak sah rasanya kalau tidak membeli
salak khas sidempuan. Asem – asem manis rasanya
Tengah hari kami singgah makan di warung sop yang aku rasa
uenakkk banget. Tempatnya sederhana, tapi rasanya tidak amis. Aku tidak memakan
daging sih tapi aku nyobain kuah nya. Enak sekali dan tanpa amis. Sebelum
menuju candi kami singgahi untuk tetap bersyukur. Mareee kita sholat. Menemukan
mesjid dengan peringat ke 2 terbersih di Sumatera Utara, benar-benar bersih
mesjidnya. Nyaman berada disini. Subhanallah
Lanjut Candi Bahal. Aku ga tau persis sejarahnya tapi yang
jelas ini tempat keren sekali. Nah Om Yovie dan Nyonya juga mengabadikan moment
ini dalam foto prewed mereka. Jeprat jepret pun beraksi. Ga sadar ternyata
waktu sudah sore, kami harus menyinggahi berberapa tempat lagi sebelum pulang.
Dan sepertinya 48 jam x-plore sumut harus menjadi 60 jam. Baiklah kami akan
jalani.
Benar saja, setelah mengurusi berberapa hal kami sampai di Gunung Tua Pukul 10.00 malam. Harus sampai besok pagi. Setelah makan waktunya pulang menuju Medan. Sepanjang perjalanan aku hanya tidur tapi tetap terjaga saat kami di stop oleh polisi. Tanpa harus mengeluarkan duit, kami dapat melanjtukan perjalanan.
Medan, 25 November 2013
Pukul 07.00 tepat tiba di rumah ku. Genaplah 60 jam x-plore
Sumut. Terima kasih teman.
Friday, June 28, 2013
Rakornas TB Care ‘Aisyiyah Juni 2013 “Cheer Up…… !!!!”
Selasa, 25 Juni 2013
Pukul
04.pagi aku sudah sampai di Bandara International Polonia Medan, judulnya bukan
lagi mengejar matahari tapi mencurangi matahari karena sebelum matahari berniat
untuk terbit aku sudah keluar rumah menantang dinginnya malam. Yang paling
memberatkan adalah ngantuk yang melanda karena hanya tidur 2 jam saja.
Selesai
check in dan semua urusan slesai waktunya naik keatas pesawat. Begitu duduk di
kursi pesawat kemudian memasang sabuk pengaman langsung memejamkan mata dan
zzzzz… semoga 2 jam penerbangan dipotong sarapan (uppsss dapet makan boo, Naik
GA. Hihihihihi) bisa membalas rasa kantuk yang tak tertahankan ini
Benar saja
begitu ban pesawat menyentuh landasan aku pun terbangun. Haaahhh sempurnaaa. Tidur
dengan perut kenyang. Dari Bandara Soeta kami menuju Hotel Balairung Matraman
Raya No 19.Kesan pertama yang aku tangkap adalah ini hotel punya nya orang
Padang semua ornament dan nama-nama item nya semua berbahasa Padang. Rancak
Bana J
Rakornas TB
Care ‘Aisyiyah ini adalah lebih ‘cheer up’ kesan angker yang biasanya ada
hilang semua dengan senyum dan bercanda ringan yang buat aku dan mungkin
peserta lain lebih nyaman. Jadi ga takut lagi dehh.
Moment
Rakornas juga dimanfaatkan oleh para penggiat TB untuk memberi penghargaan
kepada Pemenang Film Dokumenter, Kader Terbaik, Petugas Kesehatan Terbaik,
Klinik dan Rumah Sakit Terbaik. Dari Sumatera Utara Mendapat Nominasi dalam
pemilihan kader terbaik sedangkan pemenang nya adalah kader yang juga
nenek-nenek canggih, super dan ga ada dua semangatnya dengan umur 70 tahun
masih sehat dan sigap (Malu dehh sama si nenek kalau masih mudah begini ga
semangat J)
Ibu Sri
Rostiaty atau Ibu Kiki panggilan dari Sumatera Utara adalah kader terbaik kami yang
mendapat nominasi dalam pemilihan kader terbaik. Walaupun belum menjadi pemenang
kader terbaik tapi Alhamdulillah ternyata kerja kami dihargai. Sekali lagi
Selamat ya Ibu Kiki.
Selanjutnya
rakornas berjalan lancar walaupun ada sesi – sesi ‘panas’di beberapa waktu. Tapi
sejauh ini… Mmmmm LIKE IT
Info kecil :
Para coordinator malah asik dengan BBM bukan Bahan Bakar Minyak yaaa tapi
BlackBerry Messenger, seperti biasa kalo udah rakornas ada forum di dalam forum
BBM Group khusus untuk Koordiantor yang dibahas mulai dari suasana Rakor,
foto-foto iseng yang di upload dan kondisi diri pribadi ada yang bosan,
kedinginan dan lain-lain. Hehehehe
Dan Rakornas
TB ini berlangsung sampai dengan tanggal 30 Juni 2013. Rakornas terlama yang
pernah diadakan. Di dalam Rakornas ini ada bagi-bagi raport untuk daerah masing
– masing. Untuk Sumut sendiri sudah
bagus dan perlu ditingkatkan agar lebih bagus lagi. Semangatttt !!!!!
Sudah ahhh
nulisnya… mau masuk konsen lagi di Rakor
Jum’at, 28 Juni 2013. Pukul 15.41. Hotel Balairung, Matraman Jakarta
Tuesday, June 04, 2013
Sutomo's Family Travelling To Java_Part 2_
Minggu, 21
April 2013
Selamat
Hari Kartini untuk perempuan Indonesia.
Hari ini
kami akan bangun sangat pagi karena
pesawat yang akan membawa kami ke tujuan berikutnya itu jam 6 pagi. Jadi kami
harus berangkat dari rumah setidaknya jam stengah 4 pagi. Agak rempong karena
kami baru berangkat jam 4 pagi. Semua barang-barang udah rapi koq. Hmm kalo
diliat-liat tas yang bawa beranak lohhh nambah 1 hasil dari belanja di Jakarta.
Hihihihi
Check ini
selesai nunggu waktu waktunya terbangan d, 1 jam kemudian kami sudah sampai dan
Welcome to Jogjakarta (padahal Bandaranya Adisucipto Solo tapi di sabotase sama
Jogja J)
Perjalanan sesungguhnya di mulai. Dibandara sudah ada yang menjemput kami.
Pertama nyari makan sarapan, nyoba Gudeg Yu Jum, katanya terkenal dan enak.
Pesan saat ini makanannya datang 1 jam kemudian. Dan RRRRRrrrasanya itu sangat
tidak dilidah untuk kami orang Medan. Serasa makan permen karena manisnya. Terbukti
makanan yang kami pesan nasi dan telurnya ludes tapi gudegnya ga tersentuh.
Baiklah
karena hari ini kami akan ke Borobudur, Prambadan, Merapi, dan Parangtritis. Selesai
sarapan yang gada duanya itu *_^ itu kami langung ke Borobudur. Tancappp gasss.
Whusshhhhh. Sampai di Borobudur disambut dengan cuaca panas ( 4 kali ke
Borobudur blom pernah ketemu Hujan, selalu panas membahana). Dari Medan aku dan
mamak udanh nyiapin payung lipat dan tawaran penjaja payung pun tidak berhasil
dalam arti sebenarnya ‘sedia payung sebelum ditawarin’ hehehe
Selesai
dari Borobudur kami berencana ke Merapi tetapi ohhh tetapi tidak jadi behubung
karena ohh karena Nyasar (waktu yang terbuang sia-sia) kami teruskan ke
Prambanan dan Parangtritis,tapi karena kami belum makan siang akhirnya kami
singgah ke warung kecil yang sederhana, dengan makanan yang bisa ditelan (red. Masih
dilidahlah) dan ternyata juga murah. Selesai makan tancab gas lagi. Tapi karena
hari sudah sore sepertinya Prambanan kami tangguhkan dulu, lanjut ke
Parangtritis.
Disana Cuma
makan jagung bakar, trus jalan sepanjang pantai dan poto – poto. Upsss Sholat
magrib juga ding disana. Selesai magrib kami menuju penginapan yang sudah
menanti kami. Sampai di Hotel dan semua urusan administrasi selesai aku, Mas
Didit, Mamak dan Bapak jalan – jalan disekitarnya Malioboro. Tapi mamak dan
bapak kecapean kayaknya jadi duluan istirahat.
Tinggal aku, Mas Didit dan Puput
yang menjelajahi Jogja Malam hari. Tujuan kami adalah Alun-alun Selatan. Si Puput
panasaran dia kenapa ga bisa melewati Beringin kembar walaupun berkali-kali di
Coba. Heheheh lucu aja. Mas Didit ga mau nyoba (takut malu kale yaaa) nah kalau
aku nyoba dan berhasil. Heheheh.
Aku punya
teori sendiri kenapa ga mudah melewati Beringin Kembar, ketika kaki kita
berjalan di garis lurus dengan mata yang terbuka saja masih tidak berjalan
digaris lurus tersebut, kenapa ? karena
dua kaki melangkah tidak konsisten atau tetep dalam melangkah bisa saja kekanan,
bisa saja kekiri pengelihatan lah yang meluruskannya, apalagi dengan mata
tertutup. Menurutku yang bisa berjalan lurus adalah model professional. Heheheh.Cuma
Teori lohhh
Hari ini
kami tutup dengan tidur sekamar berlima. 250 ribu dengan 2 king size, kamar
mandi di dalam, AC. Muuuraaahhh I Reomended for Hotel Sala 4 jalan Dagen family
room.
Senin, 22
April 2013
Pagi-pagi
kami sudah bergerak jalan ke Semarang Hmmm tapi sebelumnya kami isi lambung
dulu di Mbok Berek. Di Semarang tujuan kami adalah Lawang Sewu dengan 1000
pintu nya. Banyak berubah dan sedang proses renovasi, 4 tahun lalu saat aku
kesana pintu depan masih dibuka tapi sekarang ditutup karena sedang renovasi,
tapi suasana lebih terang karena ada pengecetan ulang dimana-mana, lebih ramai
pengunjung. 4 tahun lalu saat aku kesini kesannya angker karena ga banyak
pengunjungnya.
Berkeliling
dengan guide yang menjelaskan tentang Lawang Sewu ini aku, Bapak dan Mamak
milih duduk saja menunggu Mas Didit dan Puput yang penasaran dengan ruangan
bawah tanah. Aku ga ikut karena sudah pernah kebawah dan harus ada disamping
orang tua ku tercinta.
Mengingat kisah Lawang Sewu ini takjub, menyeramkan dan
sadis. Kantor kereta api di Jaman Belanda beralih fungsi menjadi penjara bawah
tanah dan tempat eksekusi di Jaman Jepang. Aihhh tak sanggup aku membayangkan
rakyat kita disuruh berdiri di ruangan bersekat ukuran 1x1 dan ditempati oleh 10 orang
didalamnya harus berdiri, ada tempat seperti kolam yang berisi air atau pasir
yang hanya bisa ditempati dengan jongkok saja. Didalam situ disiksa atau akan
dipenggal lehernya dan dilatakkan di kolam yang berisi pasir agar darahnya mengering.
Duh duh duh Stop membayangkan, Buat bergidik aja
Selesai
dari Lawang Sewu, kami sempatkan untuk bertemu dengan teman-teman Bapak saat
pendidikan di Jakarta dulu ternyata mereka sudah 35 tahun ga ketemu. Wowwww,
cerita nostalgia adalah cerita dimana saat mereka ketemu di usia awal 20an.
Hmmm reuni nih ceritanya si Bapak.
Selesai
dari Semarang waktunya kami balik ke Jogjakarta. Lagi – lagi kami ga mau diam,
malam itu kami jalan-jalan lagi di seputaran Malioboro.
Rabu, 23
April 2013
Pagi ini
kami akan menyelesaikan perjalanan kami Kraton dan Prambanan. Kami berangkat
pagi-pagi sekali tujuan pertama adalah kraton, dipandu dengan guide menyusuri
sudut-sudut kraton, sayangnya kami tidak berada disana pada hari minggu jadi
kraton lebih sepi dan tidak ada pertunjukan. Saat aku mengunjungi kraton 3 tahun lalu suasana ramai
dan sangat, ada pertunjukan wayang orang.
Setelah
dari sini kami berkunjung ke Prambanan, Ada paket yang menawarkan kami untuk berkunjung
ke Candi yang lain, kami pun kesana dengan transport yang sudah disediakan.
Prambanan Candi yang megah menurut si Puput adek ku, Candi ini lebih megah dari
menara Effel di Paris dan Candi Prambanan ini adalah lambang perjuangan cinta sejati
kata si Puput. Megahnya Prambanan kami nikmati berkeliling candi sambil
bercerita dan membandingkan dengan Taj Mahal. Si Puput ini bisa aja dehhh
Berhubung
besok kami harus kembali ke Medan, waktu masih menunjukkan pukul 3 sore kami
kebut ke Bringharjo. Ibarat kata tak indah pergi kemana-mana tanpa buah tangan
(halahhh bilang aja mau Belanjaaa…kikkikikik) Si Bringharjo Si Puput ngeborong
Bakal Baju. Wooowww banyak sekali, katanya untuk anggotanya biar seragam. Hmmm oke
lah kalau begitu. Si Bapak ga mau ngikut malah milih balik ke hotel, kecapean
kali yaa. Heheheheh.
Walaupun
belum puas liat-liat dan Belanja di Malioboro (Kata Mamakku) semua
barang-barang untuk oleh-oleh sudah didapat. Kami pun balik ke Penginapan. Ehhh
ternyata ohh tenyata adek kocikku merajok (Si Puput.Red) hehhehe susah bujuk
anak siapudan ini. Malah perut lafarr lagi. Dengan segala cara akhirnya proses
pembujukan pun selesai. Kami makan di Lesehan Malioboro. Muahalll menurutku
harganya, mending angkringan. Hiks.. eh si Puput sempat ngamen disana. Lagunya KLA
Project – Jogjakarta dan hasilnya kereeeennn kali dekkk.
Baiklah malam
ini ditutup dengan packing barang-barang yang menjadi tanggung jawabku. Dan lagi-lagi
tasnya beranak lagi. Hehehehe
Rabu, 24
Mei 2013
Hari
terakhir, ada oleh-oleh si Puput yang ketinggalan pagi-pagi kami ke Bringharjo
dan ternyata belum buka, ada tukang beca yang nawarin keliling liat Dagadu,
Bakpia, segala macam –macam lah. Ehh ternyata itu becak bukan dikayuh lagi loh
tapi udah pake mesin kereta (sepeda motor.red) jadi dia ga akan takut bawa
bandan pupun yang gedenya itu gabungan badan ku dan Mas Didit. Pagi begini
nikmati Jogja itu sesuatu yaaa. Dari semua tempat yang dibawa kami hanya
tertarik di Bakpia, yang lain tidak la yauuu. Heheheh.
Karena
sudah jam 9 kami menuju Bringharjo nyari oleh-oleh yang ketinggalan dan makan
di depan Bringharjo. Setelah itu balik ke Hotel dan siap-siap ke Bandara
Pesawat
kami dari Bandara Jogja sekitar jam 1an dan akan berlanjut dari Jakarta jam
5an. Mas Didit ga ikut pulang karena tiketnya besok jadi dia tinggal di Jakarta
dan kami terbang. Setelah itu Welcome to
Medan my lovely City.
Senang
rasanya selama seminggu bersama dan bisa bawa orang tua jalan-jalan. Semoga
tahun dengan kita bisa jalan-jalan lagi ya Mak Ya Pak. Jaga kesehatans selalu
yaa… LOVE YOU MAK, PAK, MAS DIT, PUPUT
*_^
Subscribe to:
Posts (Atom)