Thursday, March 06, 2014

Brother and Sister Backpack to China - Selamat Datang di Shenzhen, China

Part - 1 - 

Kali ini kisah backapacker ku bersama saudara kandung ku sendiri, berdua menjelajah ke Negeri China Selama 10 hari. Berpetualang tanpa rencana yang jelas, dana yang sedikit, bahasa yang tidak kami kenal, tempat yang tidak kami tahu sebelumnya. Saat nya goes to the extra miles. Melihat tempat-tempat baru diluar sana. Sekaligus menguji nyali 2 bersaudara brothet n sister dari keluarga Sutomo. Akan melukiskan sejarah baru hidup kami yang tidak akan bisa terlupakan seumur hidup dan tentunya bahan cerita untuk keluarga kami nanti.

Kamis, 13 Februari 2014
Perjalanan di mulai pada pagi-pagi sekali. Penerbangan tujuan KNO – KUL pada pukul 06.25 pagi dengan pesawat low cost Air Asia. Perjalanan dari Kuala Namo ke Kuala Lumpur di tempuh dengan hanya 45 menit dengan arti kata belum lagi aku meluruskan tempat duduk ku, aku sudah sampai. Perjalanan pagi ini aku lalui sendiri karena saudara laki-laki kandung ku yang aku panggil Mas Didit akan berangkat langsung dari Jakarta ke Kuala Lumpur, dengan begitu meeting point kami adalah Kuala Lumpur International Airport.
 
Mas Didit akan sampai pukul 11.00 waktu Kuala Lumpur atau pukul 10.00 waktu Indonesia Barat. Sementara aku sudah sampai di KLIA pada pukul 07.30 WIB menunggu 2,5 jam tidak ada masalah buat ku. Lumayan selama menunggu aku bisa mengisi gadget ku untuk perjalanan panjang kami

 
Ketemu juga dengan mas Didit. Sebelum mulai berpetualang kami mengisi lambung dulu buat persiapan. Tujuan perjalanan kami adalah Shenzhen di Daratan China dan beberapa Kota di China. Kemana saja itu belum bisa kami pastikan. Yang jelas visa untuk ke China sudah kami persiapkan multiply entry di China, dengan begitu kami akan dua kali masuk ke negera ini.

Pesawat yang akan membawa kami ke Shenzen pukul 16.50 waktu Kuala Lumpur tetapi ternyata harus delay selama 45 menit. Harus menunggu dengan sabar. Selama menunggu aku dan Mas Didit merencakan perjalanan backpacker kami. Tujuan pertama adalah Hongkong. Ternyata di tengah diskusi berubah, kami akan ke Tianjin atau Beijing dahulu. Selama waktu menunggu kami berusaha memesan tiket pesawat dari Shenzhen ke Tianjin. Nihil kami tidak menemukan tiket yang murah.  Kami mencoba mencari jadwal kereta api. Harga nya kurang lebih juga hampir sama dengan harga pesawat. Mas Didit bilang yang penting sampai dulu ke Shenzhen. Baiklah aku meyakinkan diri. Kalau ada mas Aku percaya. Ini adalah perjalanan keluar negeri pertama buat Mas Didit dan aku yang kami lakukan bersama, aku sudah pernah backpacker ke Malaysia dan Singapore  tapi tentu saja China adalah pertama kali akan aku lakukan


Akhirnya pesawat yang akan membawa kami terbang selama 3 jam 45 menit berangkat. Ini merupakan perjalanan di pesawat terlama yang pernah aku jalani. Paling lama aku terbang selama 3 jam tujuan Medan – Surabaya. Berada di dalam cabin pesawat dengan komunitas China terasa berbeda, hanya aku yang menggunakan jilbab sedangkan yang lainnya mayoritas beretnis China. Aku bangga dengan jilbabku dan aku bangga mengenakan nya kemana pun aku pergi. Dan aku bangga menjadi seorang Muslimah.

Tempat duduk aku dan mas Didit berbeda karena untuk ke Shenzhen ini dia sudah memesan tiket nya dari sepuluh bulan yang lalu. Sementara aku baru saja beli tiket. Hmm gimana rasanya ya duduk hampir 4 jam disebelah orang yang tidak aku kenal. Aku tidak kehabisan akal, kebetulan seorang ibu paruh baya duduk disebelah ku dihampiri oleh seorang laki-laki yang ternyata duduknya di sebelah mas Didit. Setelah pesawat take off dan tanda sabuk pengaman di padamkan aku hampiri kursi mas Didit dan dengan bahasa Inggris aku minta kami bertukar tempat duduk. Tenyata dia tidak bisa berbahasa Inggris, dengan bahasa isyarat akhirnya dia menegrti. Mas Didit pindah ke bangku belakang disebelah ku. Alhamdulillah ada teman cerita
Selama dipesawat kami berbincang sambil memesan makan in fly café lumayan makan malam aman. Dan kebetulan mas didit udah pre order sebelumnya. Cocok sekaleee…

Pesawat mendarat di Shenzhen international airport. Keluar pesawat, masuk imigrasi disambut dengan cuaca yang sangat dingin, kami berada di 5 derajat saat itu. Wushhh rasanya seperti menusuk ke tulang dinginnya. Berada di Bandara asing dengan bahasa yang tidak kami kenal dan tidak ada tulisan latin semuanya tulisan China. Awalnya kami berniat mencari counter tiket pesawat untuk ke Beijing atau Tiajin. Harus bertanya ke orang nihh. Tapi apa yang kami dapatkan tidak ada yang bisa berbahasa Inggris. Ooo my good setiap bertanya kepada orang setempat mereka menggeleng sambil ngomong bahasa China yang aku sama sekali ga ngerti artinya.

Rencana berubah karena kami tidak mendapat tiket pesawat kami putuskan kami akan ke Hongkong malam itu. Berarti kami harus Ke Low Wu, yang penting harus keluar dari Bandara dulu, tapi bagaimana caranya, taxi yang menawarkan kami semua minta ¥ 200. Itu sama aja dengan 400 ribu rupiah. Baru nyampe udah kehabisan duit bisa buat galau nihh.
Dari Bandara International Airport Shenzhen ke MRT
Setelah celingak celinguk dan bertanya ke orang-orang gada yang bisa ditanya karena factor bahasa, aku memberanikan diri mendekati seorang gadis China cantik kayak artis untuk bertanya. Kami bilang kami akan ke Low Wu, dengan bahasa Inggris yang sangat patah-patah malah lebih sering kami berkomunikasi dengan bahasa tubuh atau gambar akhirnya dia menolong kami. Mengarahkan kami ikut antrian untuk mencapai Metro (MRT) keluar dari Bandara gunakan bus dengan nomor M 416 menuju MRT. 

Ternyata si cantik tidak sendirian sepertinya bersama pasangannya. Sungguh sepasang kekasih yang baik hati dengan komunikasi yang terbatas dia berusaha membantu kami, setelah tiba di satsiun MRT sepasang kesasih itu menolong kami memesan tiket ke Low Wu dengan menggunakan mesin otomatis (maklum kami ga ngerti mengoperasikannya, Suasana hati yang belum stabil dan kondisi kami yang masih panic membuat kami memang membutuhkan bantuan dari orang lain.  ¥ 5 per orang untuk ongkos MRT aku dan mas Didit. Karena pecahan yang kami bawa masih besar-besar kami harus menukarnya kepecahan ¥ 5 di customer service.  Ternyata cara membeli tiketnya gampang, kalau tidak mengerti tulisan China silahkan pilih bahasa Inggris. Kemudian pilih stasiun tujuan kita. Eh iya layarnya touch screen lohhh jadi tinggal sentuh-sentuh aja.
 
Selama di dalam MRT aku mengambil kesempatan untuk bertanya kepada si cantik. Aku dan mas Didit merubah arah perjalanan kami, tujuan kami adalah Tianjin. Setelah keputusan singkat itu aku bertanya kepada si Cantik yang aku ketahui namanya adalah Sarai. Bagaimana kami akan kesana, kebetulan mas Didit sudah mengeprint jadwal keberangkatan kereta api dari Shenzhen ke Tianjin. Aku bertanya kepada Sarai dengan menunjukkan jadwal yang sudah kami print tersebut. Ternyata jika mau kesana kami harus ke Shenzhen East Railway station. Dan dia menyarankan kepada kami untuk berhenti disalah satu stasiun dan menyambung dengan taxi sebenarnya bisa menggunakan MTR tetapi karena sudah larut malam. Saat itu waktu menunjukkan hampir pukul 11.00 waktu Shenzhen dan MTR sudah tidak beroperasi pukul 11.00 malam. Menurut Sarai ongkonsya adalah ¥ 40 – 50 dan itu pun menggunakan argometer.  Untuk mempermudah aku meminta Sarai untuk menuliskan bagaimana ke Shenzhen East dengan murah hati dia menuliskan nya dalam tulisan Cina, mumpung masih bareng aku sekalian meminta dia untuk menuliskan dalam tulisan China bagaimana kami akan ke Shenzhen dengan kereta api no K 1620 pukul 08.18. dan berhasil. Saat nya berpisah dengan Sarai karena dia akan segera turun. Tak lupa aku meminta alamat e-mail nya untuk menjalin komunikasi dengan dia setelahnya. Terima kasih Sarai. Xie Xie
 

Baiklah sekarang hanya aku dan mas Didit. Kami akan turun di stasiun yang sudah di arahkan Sarai. Keluar MTR langsung nyari taxi dan menunjukkan tulisan Sarai bagaimana ke Shenzhen East. Benar saja dia paham dan sampai disana ongkos nya ¥ 35. Perjalanan akan dimulai dari sekarang. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 tengah malam. Kami sampai di Shenzhen East Raiway stasiun. Apa yang akan terjadi selanjutnya yaa.... ???

No comments: