Wednesday, April 02, 2014

Brother and Sister Backpacke to China - Hongkong Victoria Peak, Hongkong Botanical Garden, Victoria Park and Ladies Market

 - Part 7 -

Rabu, 19 Februari 2014

Selamat Pagi Hongkong….

Rasanya malas untuk bangun dari tempat tidur yang hangat ini, dengan kekuatan yang dipaksakan aku bergegas untuk mandi disusul Mas Didit yang juga agak malas-malasan bangun. Musibah selalu datang di saat yang tidak di duga-duga. Selesai mandi, saat membuka pintu slidding glass door tiba-tiba saja pintu kacanya pecah remuk berkeping – keeping. Aku dan Mas Didit tiba-tiba terdiam melihat kejadian itu, sesaat kami sadar kami harus mengganti biaya kerusakan pintu.
Kami buru-buru packing dan melaporkan kepada pemilik hotel apa yang terjadi, mau apa lagi kami harus menggantinya. Mereka meminta biaya pergantian $HK 1000. Woowwww besar sekali kami menawar yang disetujui di angka $HK 800. Bangkrut seketika. Kejadian ini tidak boleh mengacaukan rencana kami, kami harus tetep happy, anggap aja kejadian diluar dugaan atau force major dan bonus untuk pengalaman yang tidak terlupakan.
Meninggalkan hotel penuh kenangan menuju Hotel yang sudah kemi pesan tadi malam via internet. Masih Daerah Tsim Tsam Tsui yaitu Chungking Manstion. Tidak sulit mencari Manstion nya berada di Nathan Road. Hotel yang kami pesan adalah Backpack Downtown di lantai 3. Berhubung kami datang sebelum waktu check in konfrmasi kami belum sampai di hotel. Dari pada nunggu lama-lama konfirmasinya kami titip tas dihotel untuk segera keliling Hongkong. Ternyata kami harus bayar $HK 20. Gapapa lah yang penting tas kami aman dan bisa keliling Hongkong dengan nyaman.

Victoria Peak
Tujuan hari ini Victoria Peak. Itu loh tempat tertinggi di Hongkong dari sana bisa liat Pemandangan Kota Hongkong. Dari Tsim Sam Tsui kami naik MTR menuju Central $HK 9 dari situ berjalan menuju Tram untuk naik ke Peak, untuk dua arah harga nya $HK 70 sedangkan untuk 1 arah saja $HK 45. Kami pilih yang dua arah. Ada antrian tiket yang lumayan mengular. Ada relawan yang mengambil foto sebelum kami sampai di pembelian tiket ternyata bukan relawan pemirsahh, hasil foto tadi dijual juga. Ada Foto latar belakang Peak di malam hari dan 2 gantungan kunci. Aku tergoda buat beli, sebagai kenang-kenangan sudah pernah ke Peak tapi harganya $HK 100 kemahalan kata Mas Didit

Masih diantrian ada patung lilin tokoh dunia, kita sepetin foto ahhh. Setelah pembelian tiket selesai, menuju Victoria Peak kita harus naik tram ke arah atas. Yah kurang lebih sekitar 10 menit lah naik ke atas. Sampai pintu gerbang Gedung Victoria Peak kita akan disambut oleh pusat oleh-oleh dan segala macam toko yang branded judulnya. Silahkan memanjakan mata dan menguras kantong kalau mau beli. Kala aku cukup memandang saja… menahan selera lagi untuk beli aksesoris panda yang lucu, Mas Didit yang kembali mengingatkan tujuan kita bukan belanja tapi jalan-jalan, uang kita terbatas jadi tahan nafsu belanja ya dekk… Siap komandan lahhh Mas.
Di Victoria Peak ini ada rumah patung Lilin Madame Tussauds, di pintu masuk ada patung lilin Bruss Lee. Ya sudah kita foto bareng sama si Bruss Lee, sementara untuk masuk ke rumah patungnya kayaknya tunda dulu deh selain mahal, masih banyak tempat yang akan kita kunjungi. Hheheh

Peak tempatnya paling atas gedung jadi ikuti aja escalator sampai tempat tertinggi, nah di pintu keluar kita akan ditawari headset sama gadget yang menceritakan tentang Peak dan tempat-tempat wisata di Hongkong, petugas yang cantik-cantik kan bertanya headset dalam bahasa Inggris atau mandarin. Inggris dunx. Begitu berada diluar disambut udara dingiiiin sekali, maklum Peak berada di atas dan saat ini adalah musim dingin. Katanya kalau malam ke Peak suasana lebih beda dari  atas sini bisa liat lampu-lampu berwarna warni yang meghiasi Hongkong. Gapapa dehh yang penting udah nyampe Peak.

Di Peak ada  teropong untuk melihat Hongkong kalau mau make harus bayar dulu $Hk 5. Hehehheh. Nah ada juga disediakan kertas untuk menulis kesan dan pesan tentang Peak dan di gantung di tempatnya yang berbentuk Love, ikutan nulis juga dunx tapi ga mau nulis tentang Peak ahh. Tapi harapan bakal balik lagi kesini. Aseekkkk. Aku ga tahan sama dinginnya, jadi buru-buru masuk lagi ke Peak dan berkeliling di sekitar gedung Peak.

Masih ada taman Victoria Peak yang bener-bener terawat dan tertata rapi, jadi cemburu liat taman di Kota ku Medan yang kalau mau masuk aja taman nya di Kunci. Hikss… Pokoknya keliling Peak sampe puas. Sepertinya setiap sudut kota Hongkong adalah tempat wisata, semua destinasy terpampang dengan jelas di pinggir-pinggir jalan. Tinggal diikutin ga akan tersesat

Hongkong Botanical Garden
Setelah dari Victoria Peak, turun lagi dengan tram, keluar Peak dari pintu yang sama dan langsung ke arah Kiri jalan, ada tulisan di plang penunjuk arah “Hongkong Botanical Garden” Kayaknya harus kesana nih. Berjalan ke arah kiri dari pintu keluar Victoria Peak dengan jalan yang menanjak membuat aku ngos ngosan. Sampai di pintu gerbang Hongkong Botanical Garden aku minta istirahat sebentar karena rasanya kaki ku ini ga bisa buat dilangkahkan lagi. Sakit sekali rasanya kaki sebelah kanan ku. Mas Didit ga tega liat aku kesakitan dia mengambil tas ku untuk membawanya. Kaki ini sakit sekali untuk menuruni dan menaiki tangga. Aku harus sering-sering minta break sama Mas Didit. Selama backpacker kami berjalan hampir 10 km setiap harinya. Mungkin karena kelelahan kaki ku menjadi sangat sakit.
Tapi sakit kaki ga boleh mengahancurkan backpacker kami, ini lah backpacker dengan segala tantangan dan resikonya.
Masuk dan Berkeliling  Hongkong Botanical Garden sangat menyenangkan sekali. Selain gratis kita juga bisa melihat beberapa hewan dan bunga-bungan yang tumbuh subur. Taman ini benar-benar dirawat. Di Hongkong banyak gedung-gedung pencakar langit, dan banyak juga taman-taman kota yang bisa dinikmati masyarakat dan wisatawan. Keseimbangan kota yang sempura


Victoria Park
Setelah lelah berkeliling kami akhirnya memutuskan ke Victoria Park. Aku yang paling pengen kesini. Terbayang-bayang sama film Indonesia yang berjudul "Minggu Pagi di Victoria Park". Film yang menceritakan perjuangan TKI di Hongkong dan mereka berkumpul setiap minggu pagi di taman ini. Dari Hongkong Botanical Garden kami harus mencari stasiun MTR untuk menuju Victoria Park. Karena memang judulnya adalah jalan-jalan setelah dari Hongkong Botanical Garden kami mengelilingi Hongkong. Jarak kami dengan MTR itu jauh. Harus jalan lagi sepertinya, sebenarnya dekat sihh Cuma karena tidak boleh menyebrang sembarangan akhirnya menjadi jauh kalau menyebrang harus melalui jembatan penyebrangan yang atau harus lewat jalan di bawah tanah yang jaraknya buat makin jauh ke MTR. Kaki semakin sakit tapi Mas Didit tetep memberikan semangat ke aku.

Akhirnya kami sampai di Central stasiun. Menuju Vicoria Park kami harus mengambil tujuan ke Couseway Bay atau Tin Hau karena Victoria Park berada di antara dua station ini.   Pilihan kami adalah Tin Hau benar saja begitu keluar dari stasiun Tin Hau kami langsung berada di Victoria Park. Akhirnya landed here. Ga Cuma membayangkan lewat tivi saja. Berkeliling di Victoria Park lagi-lagi dengan taman yang terawatt merasa nyaman sekali.

Warung Surya di Victoria Park
Perut kami belum diisi, dan aku mulai lapar, kami berkeliling dan mengikuti papan petunjuk arah yang menggambarkan café n rest. Lumayan jauh berjalan akhirnya sampai di café tersebut. Tiba-tiba Mas Didit langsung bilang "BU, ada Bakso" aku langsung memalingkan wajahku ke Mas Didit dan bergantian ke pemilik warung yang menjawab dengan bahasa Indonesia yang fasih "ADA". "Bu, bakso nya ala Backpacker yaa" Mas Didit melanjutkan. Sebelum aku kebingungan lebih lanjut aku juga memesan menu nasi tempe penyet, kangen sekali makan makanan khas Indonesia. Selagi aku menunggu makanan aku sempatkan untuk berbincang dengan pemilik warung, ternyata si Ibu memang orang Indonesia dan jago masak. Warungnya lengkap mulai menu masakan Indoensia, Chines sampai menu Eropa. Silahkan dinikmati, semua nya enak -enak. Tapi harus hati-hati pilih makanannya yang halal yaaa.

Akhirnya pesanan kami datang... beneran bakso dengan menu jumbo, nyam... nyam... nyam....hmmm.... sepertinya rumput tetangga itu lebih hijau. Koq makanan Mas Didit lebih enak dari pesenan aku yaa? Cobain ahhh... beneran enak, Indonesia banget rasanya. Setelah kenyang... aku  bisa bilang ini warung Recomended. Harganya juga tidak terlalu mahal. 

Setelah selesai makan dan berbicang dengan pemilik warung kami melanjutkan perjalanan. Tujuan kami adalah masuk ke hotel. Tadi masih nitip barang-barang ke hotel tersebut. Sambil berjalan kembali ke hotel kami menikmati berkeliling Victoria Park Hongkong, melewati jembatan penyebrangan, menikmati Hongkong. Menuju MTR TST. 

Sampai ke stasiun MTR TST kami langsung menuju Cungking Mansion menuju Lantai 3 Downtown Hotel Backpacker. Sebelum sampai di Hotel aku menerima e-mail kalau pemesanan hotel yang kami lakukan tadi malam batal. Pura-pura bertanya kepada petugas hotel dengan mengabaikan bahwa pemesanan kami batal. ternyata memang benar pemesanan kami batal kami, kami mencoba untuk memesan kamar jika ada ternyata kamar di hotel tersebut sudah full book. Beruntung petugas hotel tersebut baik dan mengarahkan kami menuju lantai 4. Sama seperti gedung di tempat kami menginap tadi malam, disetiap tempat lantai juga ada penginapan dengan pengelola berbeda.

Kami diarahkan kelantai 4 dari lantai 4 kami menaiki 1 tangga lagi ke atas dan memesan memesan 1 kamar untuk kami berdua, saat itu waktu sudah menunjukkan menjelang magrib. Setelah mengecek kamar yang akan kami tempati, membayar $HK 330 kami masuk ke kamar, segera Mas Didit Mandi, dia akan sholat magrib di masjid di Kowloon.

Ladies Market
Setelah Mas Didit kembali ke Hotel dari Sholat Magrib nya, Selanjutnya adalah belanja murah ala backpacker. Dari literature yang kami baca, belanja murah itu ada di Ladies Market yang bukanya malam hari.Dari stasiun MTR TST menuju Mongkok MTR kemudian Exit D. sudah dehhh silahkan beberlanja
Semua ada disini, mulai dari  baju – baju bertuliskan Hongkong, barang – barang khas China, segala jam, berbagai jenis sepatu, tas, aksesoris hp dan computer , semua ada disini. Saat berjalan memperhatikan barang-barang yang dipasarkan aku dan dan Mas Didit terkejut mendengar salah satu toko berbicara dengan bahasa Indonesia yang ke China – china an. “Mulah mulahh mullah…tuju biji selatus dolal” aku pandangan-pandangan sama Mas Didit memperhatikan si pemilik toko yang sedang melayani pembeli dari Indonesia, makin lama aku memperhatikan ternyata pemebeli di toko ini rata-rata berwajah Indonesia. Setelah memperhatikan lagi lebih seksama banyak orang Indonesia yang hilir mudik di pasar ini, entah sebagai pembeli atau sebagai penjual. Pantesan orang-orang disini bisa berbahasa Indonesia.

Hongkong termasuk Negara yang bebas visa untuk orang Indonesia sehingga banyak pertemuan Internasional atau reward untuk karyawan berjalan-jalan di Hongkong.

Setelah berbelanja sedikit buah tangan dari negeri ini, aku dan Mas Didit memutuskan untuk mencari makanan lagi. Lagi – lagi makan di Restoran Timur Tengah, kali ini aku memesan Pizza ala Timur Tengah. Setelah itu kembali ke Hotel.

Terlalu lelah sepertinya aku dan Mas Didit susah untuk tidur tapi kami harus tidur mala mini. Besok akan berpetualang lebih seru lagi  

No comments: