-
Part 7 -
Rabu, 19 Februari 2014
Selamat Pagi Hongkong….
Rasanya malas untuk bangun
dari tempat tidur yang hangat ini, dengan kekuatan yang dipaksakan aku bergegas
untuk mandi disusul Mas Didit yang juga agak malas-malasan bangun. Musibah
selalu datang di saat yang tidak di duga-duga. Selesai mandi, saat membuka
pintu slidding glass door tiba-tiba saja pintu kacanya pecah remuk berkeping –
keeping. Aku dan Mas Didit tiba-tiba terdiam melihat kejadian itu, sesaat kami
sadar kami harus mengganti biaya kerusakan pintu.
Kami buru-buru packing dan
melaporkan kepada pemilik hotel apa yang terjadi, mau apa lagi kami harus menggantinya. Mereka
meminta biaya pergantian $HK 1000. Woowwww besar sekali kami menawar yang
disetujui di angka $HK 800. Bangkrut seketika. Kejadian ini tidak boleh
mengacaukan rencana kami, kami harus tetep happy, anggap aja kejadian diluar
dugaan atau force major dan bonus untuk pengalaman yang tidak terlupakan.
Meninggalkan hotel penuh
kenangan menuju Hotel yang sudah kemi pesan tadi malam via internet. Masih
Daerah Tsim Tsam Tsui yaitu Chungking Manstion. Tidak sulit mencari Manstion
nya berada di Nathan Road. Hotel yang kami pesan adalah Backpack Downtown di
lantai 3. Berhubung kami datang sebelum waktu check in konfrmasi kami belum
sampai di hotel. Dari pada nunggu lama-lama konfirmasinya kami titip tas
dihotel untuk segera keliling Hongkong. Ternyata kami harus bayar $HK 20.
Gapapa lah yang penting tas kami aman dan bisa keliling Hongkong dengan nyaman.
Victoria Peak
Tujuan hari ini Victoria
Peak. Itu loh tempat tertinggi di Hongkong dari sana bisa liat Pemandangan Kota
Hongkong. Dari Tsim Sam Tsui kami naik MTR menuju Central $HK 9 dari situ
berjalan menuju Tram untuk naik ke Peak, untuk dua arah harga nya $HK 70
sedangkan untuk 1 arah saja $HK 45. Kami pilih yang dua arah. Ada antrian tiket
yang lumayan mengular. Ada relawan yang mengambil foto sebelum kami sampai di pembelian tiket ternyata bukan relawan pemirsahh, hasil foto tadi dijual juga. Ada Foto latar belakang Peak di malam hari dan 2
gantungan kunci. Aku tergoda buat beli, sebagai kenang-kenangan sudah pernah ke Peak tapi harganya $HK 100 kemahalan kata Mas Didit
Masih diantrian ada patung lilin tokoh dunia, kita sepetin foto ahhh. Setelah pembelian tiket selesai, menuju Victoria Peak kita harus naik tram ke arah atas. Yah
kurang lebih sekitar 10 menit lah naik ke atas. Sampai pintu gerbang Gedung Victoria
Peak kita akan disambut oleh pusat oleh-oleh dan segala macam toko yang branded
judulnya. Silahkan memanjakan mata dan menguras kantong kalau mau beli. Kala
aku cukup memandang saja… menahan selera lagi untuk beli aksesoris panda yang
lucu, Mas Didit yang kembali mengingatkan tujuan kita bukan belanja tapi
jalan-jalan, uang kita terbatas jadi tahan nafsu belanja ya dekk… Siap komandan
lahhh Mas.
Di Victoria Peak ini ada
rumah patung Lilin Madame Tussauds, di pintu masuk ada patung lilin Bruss Lee.
Ya sudah kita foto bareng sama si Bruss Lee, sementara untuk masuk ke rumah
patungnya kayaknya tunda dulu deh selain mahal, masih banyak tempat yang akan
kita kunjungi. Hheheh
Peak tempatnya paling atas
gedung jadi ikuti aja escalator sampai tempat tertinggi, nah di pintu keluar
kita akan ditawari headset sama gadget yang menceritakan tentang Peak dan
tempat-tempat wisata di Hongkong, petugas yang cantik-cantik kan bertanya
headset dalam bahasa Inggris atau mandarin. Inggris dunx. Begitu berada diluar
disambut udara dingiiiin sekali, maklum Peak berada di atas dan saat ini adalah
musim dingin. Katanya kalau malam ke Peak suasana lebih beda dari atas
sini bisa liat lampu-lampu berwarna warni yang meghiasi Hongkong. Gapapa dehh yang
penting udah nyampe Peak.
Di Peak ada teropong
untuk melihat Hongkong kalau mau make harus bayar dulu $Hk 5. Hehehheh. Nah ada
juga disediakan kertas untuk menulis kesan dan pesan tentang Peak dan di gantung di tempatnya yang
berbentuk Love, ikutan nulis juga dunx tapi ga mau nulis tentang Peak ahh. Tapi
harapan bakal balik lagi kesini. Aseekkkk. Aku ga tahan sama dinginnya, jadi
buru-buru masuk lagi ke Peak dan berkeliling di sekitar gedung Peak.
Masih ada taman Victoria Peak yang bener-bener terawat dan tertata rapi, jadi cemburu liat taman di Kota ku Medan yang kalau mau masuk aja taman nya di Kunci. Hikss… Pokoknya keliling Peak sampe puas. Sepertinya setiap sudut kota Hongkong adalah tempat wisata, semua destinasy terpampang dengan jelas di pinggir-pinggir jalan. Tinggal diikutin ga akan tersesat
Hongkong Botanical Garden
Setelah dari Victoria
Peak, turun lagi dengan tram, keluar Peak dari pintu yang sama dan langsung ke arah
Kiri jalan, ada tulisan di plang penunjuk arah “Hongkong Botanical Garden”
Kayaknya harus kesana nih. Berjalan ke arah kiri dari pintu keluar Victoria
Peak dengan jalan yang menanjak membuat aku ngos ngosan. Sampai di pintu
gerbang Hongkong Botanical Garden aku minta istirahat sebentar karena rasanya
kaki ku ini ga bisa buat dilangkahkan lagi. Sakit sekali rasanya kaki sebelah kanan ku. Mas Didit ga tega liat aku kesakitan dia mengambil tas ku untuk
membawanya. Kaki ini sakit sekali untuk menuruni dan menaiki tangga. Aku harus
sering-sering minta break sama Mas Didit. Selama backpacker kami berjalan
hampir 10 km setiap harinya. Mungkin karena kelelahan kaki ku menjadi sangat
sakit.
Tapi sakit kaki ga boleh
mengahancurkan backpacker kami, ini lah backpacker dengan segala tantangan dan
resikonya.
Masuk dan
Berkeliling Hongkong Botanical Garden sangat menyenangkan sekali. Selain
gratis kita juga bisa melihat beberapa hewan dan bunga-bungan yang tumbuh
subur. Taman ini benar-benar dirawat. Di Hongkong banyak gedung-gedung pencakar
langit, dan banyak juga taman-taman kota yang bisa dinikmati masyarakat dan
wisatawan. Keseimbangan kota yang sempura
Victoria Park
Setelah lelah berkeliling
kami akhirnya memutuskan ke Victoria Park. Aku yang paling pengen kesini.
Terbayang-bayang sama film Indonesia yang berjudul "Minggu Pagi di Victoria Park". Film yang
menceritakan perjuangan TKI di Hongkong dan mereka berkumpul setiap minggu pagi
di taman ini. Dari Hongkong Botanical Garden kami harus mencari stasiun MTR
untuk menuju Victoria Park. Karena memang judulnya adalah jalan-jalan setelah
dari Hongkong Botanical Garden kami mengelilingi Hongkong. Jarak kami dengan
MTR itu jauh. Harus jalan lagi sepertinya, sebenarnya dekat sihh Cuma karena
tidak boleh menyebrang sembarangan akhirnya menjadi jauh kalau menyebrang harus
melalui jembatan penyebrangan yang atau harus lewat jalan di bawah tanah yang jaraknya
buat makin jauh ke MTR. Kaki semakin sakit tapi Mas Didit tetep memberikan
semangat ke aku.
Akhirnya kami sampai di
Central stasiun. Menuju Vicoria Park kami harus mengambil tujuan ke Couseway
Bay atau Tin Hau karena Victoria Park berada di antara dua station
ini. Pilihan kami adalah Tin Hau benar saja begitu keluar dari
stasiun Tin Hau kami langsung berada di Victoria Park. Akhirnya landed here. Ga
Cuma membayangkan lewat tivi saja. Berkeliling di Victoria Park lagi-lagi
dengan taman yang terawatt merasa nyaman sekali.
Warung Surya di Victoria Park
Perut kami belum diisi,
dan aku mulai lapar, kami berkeliling dan mengikuti papan petunjuk arah yang
menggambarkan café n rest. Lumayan jauh berjalan akhirnya sampai di café
tersebut. Tiba-tiba Mas Didit langsung bilang "BU, ada Bakso" aku
langsung memalingkan wajahku ke Mas Didit dan bergantian ke pemilik warung yang
menjawab dengan bahasa Indonesia yang fasih "ADA". "Bu, bakso
nya ala Backpacker yaa" Mas Didit melanjutkan. Sebelum aku kebingungan lebih
lanjut aku juga memesan menu nasi tempe penyet, kangen sekali makan makanan
khas Indonesia. Selagi aku menunggu makanan aku sempatkan untuk berbincang
dengan pemilik warung, ternyata si Ibu memang orang Indonesia dan jago masak.
Warungnya lengkap mulai menu masakan Indoensia, Chines sampai menu Eropa.
Silahkan dinikmati, semua nya enak -enak. Tapi harus hati-hati pilih makanannya
yang halal yaaa.
Akhirnya pesanan kami datang...
beneran bakso dengan menu jumbo, nyam... nyam... nyam....hmmm.... sepertinya
rumput tetangga itu lebih hijau. Koq makanan Mas Didit lebih enak dari pesenan
aku yaa? Cobain ahhh... beneran enak, Indonesia banget rasanya. Setelah
kenyang... aku bisa bilang ini warung Recomended. Harganya juga tidak
terlalu mahal.
Setelah selesai makan dan
berbicang dengan pemilik warung kami melanjutkan perjalanan. Tujuan kami adalah
masuk ke hotel. Tadi masih nitip barang-barang ke hotel tersebut. Sambil
berjalan kembali ke hotel kami menikmati berkeliling Victoria Park Hongkong,
melewati jembatan penyebrangan, menikmati Hongkong. Menuju MTR TST.
Sampai ke stasiun MTR TST kami
langsung menuju Cungking Mansion menuju Lantai 3 Downtown Hotel Backpacker.
Sebelum sampai di Hotel aku menerima e-mail kalau pemesanan hotel yang kami
lakukan tadi malam batal. Pura-pura bertanya kepada petugas hotel dengan
mengabaikan bahwa pemesanan kami batal. ternyata memang benar pemesanan kami
batal kami, kami mencoba untuk memesan kamar jika ada ternyata kamar di hotel
tersebut sudah full book. Beruntung petugas hotel tersebut baik dan mengarahkan
kami menuju lantai 4. Sama seperti gedung di tempat kami menginap tadi malam,
disetiap tempat lantai juga ada penginapan dengan pengelola berbeda.
Kami diarahkan kelantai 4 dari lantai 4 kami menaiki 1 tangga lagi ke atas dan memesan memesan 1 kamar untuk kami berdua, saat itu waktu sudah menunjukkan menjelang magrib. Setelah mengecek kamar yang akan kami tempati, membayar $HK 330 kami masuk ke kamar, segera Mas Didit Mandi, dia akan sholat magrib di masjid di Kowloon.
Ladies Market
Setelah Mas Didit kembali ke Hotel
dari Sholat Magrib nya, Selanjutnya adalah belanja murah ala backpacker. Dari literature
yang kami baca, belanja murah itu ada di Ladies Market yang bukanya malam hari.Dari
stasiun MTR TST menuju Mongkok MTR kemudian Exit D. sudah dehhh silahkan
beberlanja
Semua ada disini, mulai dari baju – baju bertuliskan Hongkong, barang –
barang khas China, segala jam, berbagai jenis sepatu, tas, aksesoris hp dan computer
, semua ada disini. Saat berjalan memperhatikan barang-barang yang dipasarkan
aku dan dan Mas Didit terkejut mendengar salah satu toko berbicara dengan
bahasa Indonesia yang ke China – china an. “Mulah mulahh mullah…tuju biji selatus
dolal” aku pandangan-pandangan sama Mas Didit memperhatikan si pemilik toko
yang sedang melayani pembeli dari Indonesia, makin lama aku memperhatikan
ternyata pemebeli di toko ini rata-rata berwajah Indonesia. Setelah memperhatikan
lagi lebih seksama banyak orang Indonesia yang hilir mudik di pasar ini, entah
sebagai pembeli atau sebagai penjual. Pantesan orang-orang disini bisa
berbahasa Indonesia.
Hongkong termasuk Negara yang bebas visa untuk orang Indonesia sehingga banyak pertemuan Internasional atau reward untuk karyawan berjalan-jalan di Hongkong.
Setelah berbelanja sedikit buah
tangan dari negeri ini, aku dan Mas Didit memutuskan untuk mencari makanan
lagi. Lagi – lagi makan di Restoran Timur Tengah, kali ini aku memesan Pizza
ala Timur Tengah. Setelah itu kembali ke Hotel.
Terlalu lelah sepertinya aku dan
Mas Didit susah untuk tidur tapi kami harus tidur mala mini. Besok akan
berpetualang lebih seru lagi
No comments:
Post a Comment