Friday, April 11, 2014

Brother and Sister Backpacke to China - Hongkong To Macau dengan Kapal Ferry. One Day In Macau

- Part 8 –

Kamis, 20 Februari 2014

Sudah hari Kamis, berarti sudah 8 hari kami menjelajah China. Pagi ini kami bingung mau kemana. Keliling Hongkong rasanya sudah cukup. Dengan sedikit perdebatan akhirnya kami memutuskan akan mejelajah Macau. Bergerak dari hotel pukul 8 pagi. Packing barang untuk langsung check out tapi sebelumnya kami titip barang-barang kami dulu di Hotel dan akan diambil nanti sore.



Dari Hotel kami akan bergerak ke Port Kowloon. Kami memilih untuk berjalan kaki tapi kami bingung bagaimana menyebrang ke sebelah jalan sementara tidak ada jembatan peyembrangan disana. Kami menyusuri jalan menuju port berharap akan ada celah atau zebra cross untuk meyebrang tapi ternyata jalan buntu. Kami balik lagi dan masuk ke komplek pertokoan siapa tau ada jalan menuju sebrang jalan. Tapi apa yang mau dikata lagi-lagi kami menemukan jalan buntu disana. Aku dan Mas Didit sudah mulai bingung. Gimana caranya kesebrang sana ya. Karena jika kami mau ke Kowloon Port kami harus menyebrang jalan. Kami berputar di tengah jalan diantara toko-toko, sambil berfikir bagaimana kesana.
Aku melihat ada jalan menuju kebawah. Aku bilang ke Mas Didit untuk masuk kesini siapa tau jalannya nembus ke sebrang. Antara yakin dan tidak yakin kami menyusuri jalan bawah tanah. Berjalan sekitar 300 meter dengan harap-harap cemas dan benar saja begitu sudah keluar dari jalan bawah tanah kami mendapati kami sudah berada di sebrang jalan. Kami saling pandang sama Mas Didit dan menikmati kebodohan kami yang malu bertanya jalan-jalan.

Dari keluar penyembrangan bawah tanah, kami berjalan melewati toko-toko dengan kualitas barang branded, berjalan sekitar 1 km dan sampailah di Koowloon Port yang ternyata ga keliatan kalau itu adalah pelabuhan laut. Malah terkesan seperti mall.Kami bertanya tempat penjualan tiket yang berada di lantai 2. Begitu berada di atas kami menyaksikan ada antrian panjang di salah satu loket karcis yang kami tau ternyata antrian loket untuk kapal Jet starr tertera tulisan disana untuk keberangkatan pukul 12.30. Hmmm sementara saat ini masih pukul 10 kalau kami harus menunggu sekita 2 jam lebih.


Aku minta mas Didit bertanya kepada loket untuk keberangkatan pukul 10 atau sebelas. Sepertinya tidak ada jet star sudah sold out. Tapi Mas Didit ga masih terus loket – ke loket mencari tiket. Sementara aku Cuma menunggu dan sambil memperhatikan sekeliling pelabuhan. Gedungnya bersih, dan banyak toko-toko yang menjual barang-barang branded. Sekali lagi Surganya belanja adalah Hongkong.

Mas Didit menuju kearah ku dengan dua tiket di tangannya. Alhamdulillah akhirnya kami dapet tiket ke Macau juga. Tapi kenapa tiket yang aku pegang dan orang lain pegang beda ya ?? Mereka naik Jet Star dan kami naik Cotai Jet. Ga apa- apa lah yang penting sampai nya sama dan sama-sama 1 jam juga sampai di Macau. Harganya $ HK160 / orang. Kami masuk ke ruang tunggu bergabung dengan para penumpang lain di ruang sebelum boarding.

Ada yang ganjel lagi dengan dengan tiket kami apa, dan kami sendiri ga tau apa yang mengganjal itu karena kalau ngeliat dari tiket tujuan kami adalah Macau sudah tepat dengan yang tertera pada tiket kami. Lama kami memperhatikan tiket kami sampai akhirnya kami sadar tujuan kami memang ke Macau tapi Bukan Macau Ferry terminal tapi di Taipan Ferry Terminal. Kami mulai kebingungan, apakah kami salah jurusan, apa kami akan benar-benar sampai di Macau. Mas Didit menenangkan ku. Yang penting sampai dulu nanti kalau sudah sampai baru kita liat lagi apa yang mau kita buat. Tapi aku panic aku ga tau kemana tujuan kita dan Tapian apa itu? Dimana itu Taipan ? Sebelah mana nya Hongkong.

Kami harus melewati imigrasi Hongkong sebelum masuk ke ruang tunggu dan menunggu boarding aku langsung searching ternyata Taipan itu adalah salah satu pulau dari 3 pulau besar di Macau dan letakknya berada di Tengah. AKu mencari bagaimana caranya dari Taipan ke Macau. Sedikit lega setelah mendapat info sedikit ternyata kami tidak nyaasar. Alhamdulillah. Walau masih dengan perasaan takut tapi aku coba menenangkan diri sampai saatnya boarding. Di dalam very aku terus mencari info Tentang Taipan dan Macau. Karena Macau tidak ada dalam list kunjungan kami. Tapi sudah lah ini akan menjadi pengalaman tidak terlupakan dalam hidup kami.

Setelah mengarungi laut selama 1 jam akhirnya kami sampai di Taipan juga. Masuk imigrasirasi Macau dengan bahasa Portugis yang berada di kanan sepanjang jalan dipadukan dengan Tulisan China. Setelah sampai kami akan menumpang suttle bus Venetian menuju hotel. Begitu keluat terminal Ferry sebelah kiri sudah ada bus Venetian yang menunggu aku dan Mas Didit masuk ke dalam bus. Entah lah bagaimana kami akan ke Macau tapi yang jelas kami sudah berada di dalam Bus.

Begitu mobil bergerak aku dapat menyaksikan bangunan-bangunnan bertemakan Portugis dengan detail arsitektur yang memukau. Cantik sekali Macau. Tidak berapa lama kami sudah sampai di Venetian Hotel ternyata kami hanya berputar sudah sampai.

Berhubungn kami naik shuttle bus kami harus bersedia diturunkan di Venetian Hotel. Walaupun masih berkecamuk bagaimana caranya ke Macau tapi aku sempatkan untuk berfoto yang katanya adal symbol dari Venetian. Ada wajah Asia yang seperti kami disana, aku dan Mas Didit mencuri dengar apa yang mereka kataka. Ternyata wajah Indonesia tapi bahasanya bukan bahasa Indonesia. Entah bahasa apa aku ga ngerti baru saat aku mengintip passport mereka ternyata orang Philipina.

Aku melihat dia membawa peta Macau. Aku mendekati mereka dan bertanya dalam bahasa Inggris dari mana mereka memperoleh peta itu. Ternyata mereka mendapat peta saat keluar imigrasi. Ahhh aku terlalu memperhatikan gadget ku mencari cara bagaimana ke Pusat Kota Macau. Karena dia membawa peta aku minta izin untuk memfoto peta yang dia bawa. Gapapa lah untuk modal

Masuk kedalam Ventian Hotel dengan suasana yang berbeda dengan hotel-hotel yang pernah aku datangi. Macau pusat judi dan benar saja setiap hotel menyediakan casino. Ada batas area yang tidak boleh dimasuki oleh orang-orang yang tidak berjudi.

Aku dan Mas Didit masih belum mendapat titik terang bagaimana kami akan ke Macau. Aku bertanya kepada petugas hotel dan dia menyarankan agar kami keluar hotel dan menuju ke sands cotai central. Sebenarnya kami tidak yakin tapi kami coba keluar hotel dan mengikuti apa yang petugas hotel katakan. Sambil berjalan dengan kebingungan harus tetap mengambil kesempatan untuk menikmati Taipan. Benar-benar kota yang indah dan terawatt. Taman-taman yang indah, di taman ada pohon jeruk yang buahnya menggugah selera. Coba ada taman jeruk di Medan yakin bakal sehari di panen sama warga.

Walaupun masih bingung foto-foto harus tetap jalan, tapi kayaknya Mas Didit sudah kehilangan rasa ingin exist nya dia ga mau diajak foto malah mau nya motoin aku terus. Terima kasih Mas Didit. Kami berjalan menyebrangi Venetian Hotel menuju Sans Hotel. Di taman  ada petugas yang membersihkan taman, aku kembali bertanya bagaimana caranya kalau kami mau Ke Macau. Ehh dia malah mericau sendiri. Waduuhh aku makin ga ngerti dia ngomong apa. Sambil senyum – senyum aku dan Mas Didit meningglkan dia sedang mericau. Hahahahah. Ada petugas lain, sepertinya polisi. Bertanya lagi ga salah dunx. Baru mengucapkan excuse me dan kami  belum bertanya dia langsung geleng-geleng kepala sambil senyum – senyum kalau dia ga mau ditanya. Sepertinya kami sudah bertanya ke pada lebih dari 3 orang dan jawabannya mereka ga ngasih jawaban apapun kecuali senyum dan menggelengkan kepala sambil mericau yang aku ga tau artinya. Baiklah Duhh nasib… nasib nasibb.. sudah lah kami melangkah terus, sambil minta di fotoin sama mas Didit. Perjalanan harus tetap menyenangkan. Akan menjadi luar biasa ketika kami berhasil

Kami masuk kesebuh hotel yang bangunannya sangat megah. Aku rasa semua bangunan di Macau Megah semua. Coba-coba masuk dan lagi –lagi restoran merah dengan casino dimana-mana. Aku coba bertanya kepada petugas yang memakai baju koki. Begitu aku mendekati dia sudah tersenyum ramah, jangan sampe dia Cuma senyum trus menggeleng tapi ga ngasih jawaban apapun. Tapi sebelum aku mengajukan pertanyaan petugas lain dengan berwajah seperti wajah orang India mendekati kami dan koki itu tersenyum meninggalkan kami. Mungkin si petugas yang baru masuk tau kalau melayani tamu adalah tugasnya si koki melayani masakan kali yaa.

Setelah kami berhadapan dengan petugas tersebut, dia langsung menebak kami dari mana dengan bahasa Melayu “ Dari Indonesia kah?” Woowwww ini amazing rasanya setelah ditolak oleh beberapa orang karena faktor bahasa akhirnya ada yang bisa berbahasa Melayu. Tentu nya kau bertanya dia dari mana. Petugas yang baik hati itu berasal dari Malaysia, dan dia tau kami orang Indonesia karena jaket yang Mas Didit kenakan ada bendera merah putih. Negara ku… Aku Rinduuuu

Senang sekali bertemu lagi dengan teman serumpun. Dia menjelaskan kepada kami dengan sangat jelas bagaimana kami akan ke Macau, dia juga memberikan peta tersebut kepada kami. Kami kami sadar ternyata peta nya bukan bahasa Inggris tapi bahasa Portugis dan Mandarin. Penjelasan sahabat dari Malaysia sangat membantu.

Pertama kami harus keluar dari hotel mewah ini menuju gedung yang bertuliskan Hardrock hotel, di dalam gedung tersebut di lantai paling bawah ada shuttle bus gratis menuju Macau. Alhamdulillah gratis. Padahal sebelumnya kami sudah berada di depan gedung tersebut. Memang banyak yang hilir mudik tapi kami fikir mereka akan berbelanja. Akhirnya… kami sampai juga ke baseman dan menemukan shuttle bus tersebut. Sudah banyak orang yang mengantri. Tujuan kami adalah Central

Menunggu kurang lebih 10 menit petugas mempersilahkan kami masuk. Walaupun bus nya gratis tapi fasiltas dan pelayannanya berkelas dan professional. Menyenangkan sekali. Berada di dalam bus dan menikmati perjalanan menuju Central, perjalana kurang lebih di tempuh dalam waktu setengah jam lebih sedikit

Akhirnya kami sampai di Macau… Bangunanya keren-keren. Unik dan berseni. Hari ini kami menghabiskan waktu di Macau tapi kami ga tau mau kemana tujuan kami. Jadi yang kami lakukan adalah berjalan mengelilingi central. Memperhatikan taman yang indah. Kemudian melihat toko-toko bermerek. Setiap sudut kota Macau adalah casino. Kami berjalan dari blok ke blok sambil bercerita ringan dengan Mas Didit. Senang rasanya sudah bisa sampai disini.

Di Macau tidak perlu menukar dengan mata uang Macau, kita dapat menggunakan $ HK disini. Setiap barang dan jasa yang dijual sudah mencantumkan nilai mata uang Hongkong dan Macau. Kaki semakin sakit. Aku perkirakan kami sudah berjalan lebih dari 10 kilometer sampai dengan saat ini. Pegal tal tertahankan. Mas Didit memang saudara yang baik. Dia selalu memberikan aku jedah untuk istirahat kalau aku sudah tidak sanggup jalan, dan tentunya dia membawakan tas orange ku.

Cukup berfoto-foto dan menikmati Kota Macau waktu nya kembali Ke Hongkong. Sabahat serumpun tadi sudah memberitahukan kami bus yang menuju Macau Ferry terminal. Bus nonmor A10, A3,A2 dan ada bebera lagi yang menuju Macau Ferry terminal. Ongkon bus nya adalah 5 $ HK, berbarti kalau adalah  10 $ HK. Uang recehan kami sudah habis dan Hongkong Dolar kami pecahan paling kecil 20 $ HK. Yang ada hanya 8 $ HK. Kami masih mengantongi recehan RMB atau Yuan China kami berikan 2 $HK menjadi 2 RMB. Maaf pak. Bukan kami ga bayar kami mengantikan mata uangnya ya pak. Tohh lebih mahal Yuan pak. Hehehhe. Saat masuk buk dan memasukkan duit ke tempat coin, kami pura-pura ga tau kalau kami menyelibkan 2 yuan disana. Hehhehe



Tidak lebih 10 menit kami sudah sampai ke Macau FerryTerminal. Kami langsung memesan tiket kali ini kami naik Jet Star dengan ongkos 148 $HK, untuk keberangkatan Nah lagi-lagi Mas Didit salah direction harusnya ketibaan di Kowloon bukan Hongkong.  Karena kalau dari Koowloon kami tinggal berjalan kaki seperti saat pergi tadi menuju Hotel. Kalau Hongkong kami harus naik MRT lagi ke Tsim Sam Tsui. Sama aja yang penting nyampe

1 jam kembali ke Hongkong. Di Hongkong terminal banyak restoran disana, perutku lapar sekali, pengen makan makanan Jepang tapi takut tidak halal. Di terminal ini tidak ada makanan halal. Apa hendak dikata kami makan di restoran cepat saji KFC. Emang sih ga tau motongnya pake Bismillah atau tidak tapi yang jelas tidak mengandung babi. Kami putuskan makan KFC saja. Toh disini tidak ada restoran berlogo halal ala MUI  kami yang membacakan Bismillah sebelum makan. Hehehhe

Hongkong  to Shenzen

Selesai makan kami menuju Tsim Sam Tsui dengan MTR. Dari stasiun kami langsung menuju hotel untuk mengambil barang-barang yang kami titipkan. Dari sama balik lagi ke TST stasiun untuk menuju Lo Wu keluar dari Hongkong. Hari ini kami menyelesaikan perjalan kami di Hongkong. Kami akan kembali ke Shenzen dan menginap di Shenzen malam mini. Hotel sudah kami booking tinggal masuk saja.

Sampai di Lo Wu kami harus keluar imigrasi Honkong dan masuk ke Imigrasi China. Karena visa kami double entry semuanya tinggal masuk saja ke China. Hongkong setelah masa penyewaan selesai dari Inggris kembali ke China tapi setiap mau masuk ke Hongkong harus tetap pakai passport bagi kedua Negara.

Menuju Hotel dari Lou Hu untuk sebutan di China dan Lo Wu di Hongkong kami harus naik MRT lagi menuju Lou Jie line berwarna Hijau. Sampai di Lou Jie pindah line dan berhenti di Shaibu. Sampai di Shaibu keluar pintu A1. Setelah di pintu keluar A1 tinggal jalan terus ada jembatan, nah jalan dikit lagi liat sebelah kiri ketemu deh Garden Inn Hotel. Hotelnya strategis, ada tempat makan di sebrang hotel KFC, Pizza, Mc.D. dan ada ada pasar yang bukannya malam hari.

Sampai di hotel aku langsung tunjukkan kode pemesanan kami dan bukti pemesan kami. Si petugas tidak bisa berhabasa Inggris lagi-lagi kami menderita dengan kendala bahasa. Tidak banyak bicara antara aku dan petugas hotel kami harus deposit 100 RBM dan dia mengatakan kamar kami dengan suara dan pengucapan yang tidak jelas. Sampai aku bertanya berkali-kali apa yang dia ucapkan. Akhirnya dia menulis  702 itulah kamar kami. Haduhh aku stress lagi perasaan dari ucapan yang dia sebutkan dia bilang “hepen ong du” ternyata seven O two. Oalaahhh… Ayo lah Mas kita letakin barang kita dikamar. Lama-lama disini bisa stress aku Mas. Mas Didit tertawa geli.  

Setelah melatakkan barang-barang dikamar. Kami ga mau menyia-nyiakan waktu kami. Kami sempatkan untuk berjalan dipasar malam. Dan tentu saja membeli sedikt hal-hal aneh dari Shenzen ini. Kendala bahasa membuat kami harus menjadi alhi body language semua dengan bahasa tubuh.  Jika ingin tau dan menawar harga kami harus bermain dengan kalkulator, mengetik angka yang kami inginkan dan dia juga kembali mengetik angka yang dia jual.

Untuk makan malam kali ini dengan Mc.D. tentunya dengan bismillah. Hehhehe setelah lelah dengan kejadian hari ini kami harus beristiahat. Rencana besok masih samar-samar antara keliling Shenzen atau ke Huangzou… kita liat besok mood nya.

No comments: