- Part 8 –
Kamis, 20 Februari 2014
Sudah hari Kamis, berarti sudah 8 hari kami menjelajah China. Pagi
ini kami bingung mau kemana. Keliling Hongkong rasanya sudah cukup. Dengan
sedikit perdebatan akhirnya kami memutuskan akan mejelajah Macau. Bergerak dari
hotel pukul 8 pagi. Packing barang untuk langsung check out tapi sebelumnya
kami titip barang-barang kami dulu di Hotel dan akan diambil nanti sore.
Dari Hotel kami akan bergerak ke Port Kowloon. Kami memilih untuk
berjalan kaki tapi kami bingung bagaimana menyebrang ke sebelah jalan sementara
tidak ada jembatan peyembrangan disana. Kami menyusuri jalan menuju port
berharap akan ada celah atau zebra cross untuk meyebrang tapi ternyata jalan
buntu. Kami balik lagi dan masuk ke komplek pertokoan siapa tau ada jalan
menuju sebrang jalan. Tapi apa yang mau dikata lagi-lagi kami menemukan jalan
buntu disana. Aku dan Mas Didit sudah mulai bingung. Gimana caranya kesebrang
sana ya. Karena jika kami mau ke Kowloon Port kami harus menyebrang jalan. Kami
berputar di tengah jalan diantara toko-toko, sambil berfikir bagaimana kesana.
Aku melihat ada jalan menuju kebawah. Aku bilang ke Mas Didit untuk
masuk kesini siapa tau jalannya nembus ke sebrang. Antara yakin dan tidak yakin
kami menyusuri jalan bawah tanah. Berjalan sekitar 300 meter dengan harap-harap
cemas dan benar saja begitu sudah keluar dari jalan bawah tanah kami mendapati
kami sudah berada di sebrang jalan. Kami saling pandang sama Mas Didit dan
menikmati kebodohan kami yang malu bertanya jalan-jalan.
Dari keluar penyembrangan bawah tanah, kami berjalan melewati
toko-toko dengan kualitas barang branded, berjalan sekitar 1 km dan sampailah
di Koowloon Port yang ternyata ga keliatan kalau itu adalah pelabuhan laut.
Malah terkesan seperti mall.Kami bertanya tempat penjualan tiket yang berada di
lantai 2. Begitu berada di atas kami menyaksikan ada antrian panjang di salah
satu loket karcis yang kami tau ternyata antrian loket untuk kapal Jet starr
tertera tulisan disana untuk keberangkatan pukul 12.30. Hmmm sementara saat ini
masih pukul 10 kalau kami harus menunggu sekita 2 jam lebih.
Aku minta mas Didit bertanya kepada loket untuk keberangkatan
pukul 10 atau sebelas. Sepertinya tidak ada jet star sudah sold out. Tapi Mas
Didit ga masih terus loket – ke loket mencari tiket. Sementara aku Cuma
menunggu dan sambil memperhatikan sekeliling pelabuhan. Gedungnya bersih, dan
banyak toko-toko yang menjual barang-barang branded. Sekali lagi Surganya
belanja adalah Hongkong.
Mas Didit menuju kearah ku dengan dua tiket di tangannya.
Alhamdulillah akhirnya kami dapet tiket ke Macau juga. Tapi kenapa tiket yang
aku pegang dan orang lain pegang beda ya ?? Mereka naik Jet Star dan kami naik
Cotai Jet. Ga apa- apa lah yang penting sampai nya sama dan sama-sama 1 jam juga
sampai di Macau. Harganya $ HK160 / orang. Kami masuk ke ruang tunggu bergabung
dengan para penumpang lain di ruang sebelum boarding.
Ada yang ganjel lagi dengan dengan tiket kami apa, dan kami
sendiri ga tau apa yang mengganjal itu karena kalau ngeliat dari tiket tujuan
kami adalah Macau sudah tepat dengan yang tertera pada tiket kami. Lama kami
memperhatikan tiket kami sampai akhirnya kami sadar tujuan kami memang ke Macau
tapi Bukan Macau Ferry terminal tapi di Taipan Ferry Terminal. Kami mulai kebingungan,
apakah kami salah jurusan, apa kami akan benar-benar sampai di Macau. Mas Didit
menenangkan ku. Yang penting sampai dulu nanti kalau sudah sampai baru kita
liat lagi apa yang mau kita buat. Tapi aku panic aku ga tau kemana tujuan kita
dan Tapian apa itu? Dimana itu Taipan ? Sebelah mana nya Hongkong.
Kami harus melewati imigrasi Hongkong sebelum masuk ke ruang
tunggu dan menunggu boarding aku langsung searching ternyata Taipan itu adalah
salah satu pulau dari 3 pulau besar di Macau dan letakknya berada di Tengah.
AKu mencari bagaimana caranya dari Taipan ke Macau. Sedikit lega setelah
mendapat info sedikit ternyata kami tidak nyaasar. Alhamdulillah. Walau masih
dengan perasaan takut tapi aku coba menenangkan diri sampai saatnya boarding.
Di dalam very aku terus mencari info Tentang Taipan dan Macau. Karena Macau
tidak ada dalam list kunjungan kami. Tapi sudah lah ini akan menjadi pengalaman
tidak terlupakan dalam hidup kami.
Setelah mengarungi laut selama 1 jam akhirnya kami sampai di Taipan juga. Masuk imigrasirasi Macau dengan bahasa Portugis yang berada di kanan sepanjang jalan dipadukan dengan Tulisan China. Setelah sampai kami akan menumpang suttle bus Venetian menuju hotel. Begitu keluat terminal Ferry sebelah kiri sudah ada bus Venetian yang menunggu aku dan Mas Didit masuk ke dalam bus. Entah lah bagaimana kami akan ke Macau tapi yang jelas kami sudah berada di dalam Bus.
Begitu mobil bergerak aku dapat menyaksikan bangunan-bangunnan
bertemakan Portugis dengan detail arsitektur yang memukau. Cantik sekali Macau.
Tidak berapa lama kami sudah sampai di Venetian Hotel ternyata kami hanya
berputar sudah sampai.
Berhubungn kami naik shuttle bus kami harus bersedia diturunkan di
Venetian Hotel. Walaupun masih berkecamuk bagaimana caranya ke Macau tapi aku
sempatkan untuk berfoto yang katanya adal symbol dari Venetian. Ada wajah Asia
yang seperti kami disana, aku dan Mas Didit mencuri dengar apa yang mereka kataka.
Ternyata wajah Indonesia tapi bahasanya bukan bahasa Indonesia. Entah bahasa
apa aku ga ngerti baru saat aku mengintip passport mereka ternyata orang
Philipina.
Aku melihat dia membawa peta Macau. Aku mendekati mereka dan
bertanya dalam bahasa Inggris dari mana mereka memperoleh peta itu. Ternyata mereka
mendapat peta saat keluar imigrasi. Ahhh aku terlalu memperhatikan gadget ku
mencari cara bagaimana ke Pusat Kota Macau. Karena dia membawa peta aku minta
izin untuk memfoto peta yang dia bawa. Gapapa lah untuk modal
Masuk kedalam Ventian Hotel dengan suasana yang berbeda dengan
hotel-hotel yang pernah aku datangi. Macau pusat judi dan benar saja setiap
hotel menyediakan casino. Ada batas area yang tidak boleh dimasuki oleh
orang-orang yang tidak berjudi.
Aku dan Mas Didit masih belum mendapat titik terang bagaimana kami
akan ke Macau. Aku bertanya kepada petugas hotel dan dia menyarankan agar kami
keluar hotel dan menuju ke sands cotai central. Sebenarnya kami tidak yakin
tapi kami coba keluar hotel dan mengikuti apa yang petugas hotel katakan.
Sambil berjalan dengan kebingungan harus tetap mengambil kesempatan untuk
menikmati Taipan. Benar-benar kota yang indah dan terawatt. Taman-taman yang
indah, di taman ada pohon jeruk yang buahnya menggugah selera. Coba ada taman
jeruk di Medan yakin bakal sehari di panen sama warga.
Walaupun masih bingung foto-foto harus tetap jalan, tapi kayaknya
Mas Didit sudah kehilangan rasa ingin exist nya dia ga mau diajak foto malah mau
nya motoin aku terus. Terima kasih Mas Didit. Kami berjalan menyebrangi
Venetian Hotel menuju Sans Hotel. Di taman
ada petugas yang membersihkan taman, aku kembali bertanya bagaimana
caranya kalau kami mau Ke Macau. Ehh dia malah mericau sendiri. Waduuhh aku makin
ga ngerti dia ngomong apa. Sambil senyum – senyum aku dan Mas Didit meningglkan
dia sedang mericau. Hahahahah. Ada petugas lain, sepertinya polisi. Bertanya lagi
ga salah dunx. Baru mengucapkan excuse me dan kami belum bertanya dia langsung geleng-geleng
kepala sambil senyum – senyum kalau dia ga mau ditanya. Sepertinya kami sudah
bertanya ke pada lebih dari 3 orang dan jawabannya mereka ga ngasih jawaban
apapun kecuali senyum dan menggelengkan kepala sambil mericau yang aku ga tau
artinya. Baiklah Duhh nasib… nasib nasibb.. sudah lah kami melangkah terus,
sambil minta di fotoin sama mas Didit. Perjalanan harus tetap menyenangkan.
Akan menjadi luar biasa ketika kami berhasil
Kami masuk kesebuh hotel yang bangunannya sangat megah. Aku rasa
semua bangunan di Macau Megah semua. Coba-coba masuk dan lagi –lagi restoran
merah dengan casino dimana-mana. Aku coba bertanya kepada petugas yang memakai
baju koki. Begitu aku mendekati dia sudah tersenyum ramah, jangan sampe dia Cuma
senyum trus menggeleng tapi ga ngasih jawaban apapun. Tapi sebelum aku
mengajukan pertanyaan petugas lain dengan berwajah seperti wajah orang India
mendekati kami dan koki itu tersenyum meninggalkan kami. Mungkin si petugas
yang baru masuk tau kalau melayani tamu adalah tugasnya si koki melayani
masakan kali yaa.
Setelah kami berhadapan dengan petugas tersebut, dia langsung
menebak kami dari mana dengan bahasa Melayu “ Dari Indonesia kah?” Woowwww ini
amazing rasanya setelah ditolak oleh beberapa orang karena faktor bahasa
akhirnya ada yang bisa berbahasa Melayu. Tentu nya kau bertanya dia dari mana.
Petugas yang baik hati itu berasal dari Malaysia, dan dia tau kami orang
Indonesia karena jaket yang Mas Didit kenakan ada bendera merah putih. Negara
ku… Aku Rinduuuu
Senang sekali bertemu lagi dengan teman serumpun. Dia menjelaskan
kepada kami dengan sangat jelas bagaimana kami akan ke Macau, dia juga memberikan
peta tersebut kepada kami. Kami kami sadar ternyata peta nya bukan bahasa
Inggris tapi bahasa Portugis dan Mandarin. Penjelasan sahabat dari Malaysia
sangat membantu.
Pertama kami harus keluar dari hotel mewah ini menuju gedung yang
bertuliskan Hardrock hotel, di dalam gedung tersebut di lantai paling bawah ada
shuttle bus gratis menuju Macau. Alhamdulillah gratis. Padahal sebelumnya kami
sudah berada di depan gedung tersebut. Memang banyak yang hilir mudik tapi kami
fikir mereka akan berbelanja. Akhirnya… kami sampai juga ke baseman dan
menemukan shuttle bus tersebut. Sudah banyak orang yang mengantri. Tujuan kami
adalah Central
Menunggu kurang lebih 10 menit petugas mempersilahkan kami masuk. Walaupun
bus nya gratis tapi fasiltas dan pelayannanya berkelas dan professional.
Menyenangkan sekali. Berada di dalam bus dan menikmati perjalanan menuju
Central, perjalana kurang lebih di tempuh dalam waktu setengah jam lebih
sedikit
Akhirnya kami sampai di Macau… Bangunanya keren-keren. Unik dan
berseni. Hari ini kami menghabiskan waktu di Macau tapi kami ga tau mau kemana
tujuan kami. Jadi yang kami lakukan adalah berjalan mengelilingi central.
Memperhatikan taman yang indah. Kemudian melihat toko-toko bermerek. Setiap
sudut kota Macau adalah casino. Kami berjalan dari blok ke blok sambil
bercerita ringan dengan Mas Didit. Senang rasanya sudah bisa sampai disini.
Di Macau tidak perlu menukar dengan mata uang Macau, kita dapat
menggunakan $ HK disini. Setiap barang dan jasa yang dijual sudah mencantumkan
nilai mata uang Hongkong dan Macau. Kaki semakin sakit. Aku perkirakan kami
sudah berjalan lebih dari 10 kilometer sampai dengan saat ini. Pegal tal
tertahankan. Mas Didit memang saudara yang baik. Dia selalu memberikan aku
jedah untuk istirahat kalau aku sudah tidak sanggup jalan, dan tentunya dia
membawakan tas orange ku.
Cukup berfoto-foto dan menikmati Kota Macau waktu nya kembali Ke
Hongkong. Sabahat serumpun tadi sudah memberitahukan kami bus yang menuju Macau
Ferry terminal. Bus nonmor A10, A3,A2 dan ada bebera lagi yang menuju Macau
Ferry terminal. Ongkon bus nya adalah 5 $ HK, berbarti kalau adalah 10 $ HK. Uang recehan kami sudah habis dan
Hongkong Dolar kami pecahan paling kecil 20 $ HK. Yang ada hanya 8 $ HK. Kami masih
mengantongi recehan RMB atau Yuan China kami berikan 2 $HK menjadi 2 RMB. Maaf
pak. Bukan kami ga bayar kami mengantikan mata uangnya ya pak. Tohh lebih mahal
Yuan pak. Hehehhe. Saat masuk buk dan memasukkan duit ke tempat coin, kami
pura-pura ga tau kalau kami menyelibkan 2 yuan disana. Hehhehe
Tidak lebih 10 menit kami sudah sampai ke Macau FerryTerminal. Kami langsung memesan tiket kali ini kami naik Jet Star dengan ongkos 148 $HK, untuk keberangkatan Nah lagi-lagi Mas Didit salah direction harusnya ketibaan di Kowloon bukan Hongkong. Karena kalau dari Koowloon kami tinggal berjalan kaki seperti saat pergi tadi menuju Hotel. Kalau Hongkong kami harus naik MRT lagi ke Tsim Sam Tsui. Sama aja yang penting nyampe
1 jam kembali ke Hongkong. Di Hongkong terminal banyak restoran
disana, perutku lapar sekali, pengen makan makanan Jepang tapi takut tidak
halal. Di terminal ini tidak ada makanan halal. Apa hendak dikata kami makan di
restoran cepat saji KFC. Emang sih ga tau motongnya pake Bismillah atau tidak
tapi yang jelas tidak mengandung babi. Kami putuskan makan KFC saja. Toh disini
tidak ada restoran berlogo halal ala MUI
kami yang membacakan Bismillah sebelum makan. Hehehhe
Hongkong to Shenzen
Selesai makan kami menuju Tsim Sam Tsui dengan MTR. Dari stasiun
kami langsung menuju hotel untuk mengambil barang-barang yang kami titipkan.
Dari sama balik lagi ke TST stasiun untuk menuju Lo Wu keluar dari Hongkong. Hari
ini kami menyelesaikan perjalan kami di Hongkong. Kami akan kembali ke Shenzen
dan menginap di Shenzen malam mini. Hotel sudah kami booking tinggal masuk saja.
Sampai di Lo Wu kami harus keluar imigrasi Honkong dan masuk ke
Imigrasi China. Karena visa kami double entry semuanya tinggal masuk saja ke
China. Hongkong setelah masa penyewaan selesai dari Inggris kembali ke China tapi
setiap mau masuk ke Hongkong harus tetap pakai passport bagi kedua Negara.
Menuju Hotel dari Lou Hu untuk sebutan di China dan Lo Wu di
Hongkong kami harus naik MRT lagi menuju Lou Jie line berwarna Hijau. Sampai di
Lou Jie pindah line dan berhenti di Shaibu. Sampai di Shaibu keluar pintu A1. Setelah
di pintu keluar A1 tinggal jalan terus ada jembatan, nah jalan dikit lagi liat sebelah
kiri ketemu deh Garden Inn Hotel. Hotelnya strategis, ada tempat makan di
sebrang hotel KFC, Pizza, Mc.D. dan ada ada pasar yang bukannya malam hari.
Sampai di hotel aku langsung tunjukkan kode pemesanan kami dan
bukti pemesan kami. Si petugas tidak bisa berhabasa Inggris lagi-lagi kami
menderita dengan kendala bahasa. Tidak banyak bicara antara aku dan petugas
hotel kami harus deposit 100 RBM dan dia mengatakan kamar kami dengan suara dan
pengucapan yang tidak jelas. Sampai aku bertanya berkali-kali apa yang dia ucapkan.
Akhirnya dia menulis 702 itulah kamar
kami. Haduhh aku stress lagi perasaan dari ucapan yang dia sebutkan dia bilang “hepen
ong du” ternyata seven O two. Oalaahhh… Ayo lah Mas kita letakin barang kita
dikamar. Lama-lama disini bisa stress aku Mas. Mas Didit tertawa geli.
Setelah melatakkan barang-barang dikamar. Kami ga mau menyia-nyiakan
waktu kami. Kami sempatkan untuk berjalan dipasar malam. Dan tentu saja membeli
sedikt hal-hal aneh dari Shenzen ini. Kendala bahasa membuat kami harus menjadi
alhi body language semua dengan bahasa tubuh.
Jika ingin tau dan menawar harga kami harus bermain dengan kalkulator,
mengetik angka yang kami inginkan dan dia juga kembali mengetik angka yang dia
jual.
Untuk makan malam kali ini dengan Mc.D. tentunya dengan bismillah.
Hehhehe setelah lelah dengan kejadian hari ini kami harus beristiahat. Rencana
besok masih samar-samar antara keliling Shenzen atau ke Huangzou… kita liat
besok mood nya.
No comments:
Post a Comment